SOLO, KOMPAS.TV - Atas nama keadilan, Ibu dari Sertu Marctyan Bayu Pratama, Sri Rezeki mengetuk hati Panglima Jenderal Andika Perkasa.
Sri Rezeki, tidak percaya anaknya meninggal tanpa penganiayaan. Dia menduga, anaknya dianiaya seniornya saat bertugas di Timika, Papua.
Hati seorang Ibu patah dua kali. Pertama saat mendapat kabar anaknya meninggal dan ketika membuka peti.
Anak yang disayanginya sepenuh hati terbujur kaku di dalam peti. Wajahnya penuh lebam, hidungnya patah.
Kecurigaan membalut kesedihan yang ditanggungnya. Sri Rezeki pun meminta ada autopsi ulang untuk anaknya.
Baca Juga: Meski Didukung Jokowi tetapi Lemah Sokongan Partai Politik, Duet Ganjar-Andika Perkasa Cukup Berat
“Tapi petugas justru memberikan janji akan diberi hasil autopsi. Namun sampai beberapa minggu, bahkan berbulan-bulan hasil autopsi tidak ada kabar,” ucap Sri Rezeki sebagaiman dikutip dari Antara, Kamis (9/6/2022).
Sri Rezeki pun merunut hari, sebelum kabar dukacita anaknya dikabarkan oleh Komandan anaknnya yang ada di Solo.
“Hari Senin dikabari anak saya meninggal (8/11/2021). Kabar dari komandan di Solo katanya sakit, saya nggak percaya. Wong Sabtu baik-baik saja kok tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal,” kata Sri.
Sebab, Sri mengaku sempat berkomunikasi dengan anaknya, Sabtu (6/11/2021). Dalam sambungan telepon, anaknya mengaku dalam kondisi baik-baik saja.
“Justru terakhir anak saya dalam keadaan baik-baik saja. Telepon terakhir baik-baik saja, kegiatan selama di sana ngaji, hafalan Qur'an. Makanya saya tenang,” kata Sri Rezeki.
Baca Juga: Jenderal Andika Jawab Kritik soal TNI Distribusikan Minyak Goreng: Biar Cepat, Tak Lebih dari Itu
Hingga kini, hati Sri Rezeki tidak tenang. Ia hanya mampu menduga-duga, persoalan apa yang membuat anaknya sampai meninggal.
Satu hal yang diketahui Sri, anaknya memiliki utang. Tapi, utang itu sudah dilunasinya satu minggu sebelum anaknya meninggal.
“Menurut saya (permasalahan tersebut) sudah selesai, yang saya tahu hanya utang piutang, sudah saya lunasi satu minggu sebelum anak saya meninggal,” ungkap Sri.
Kini Sri berharap, penyebab kematian anaknya mendapat titik terang. Siapa pun yang menyebabkan anaknya meninggal dihukum setimpal.
Lebih dari itu, Sri menginginkan pelaku penganiayaan anaknya dipecat dari institusi TNI.
Baca Juga: Analisis Peneliti soal Gestur Jenderal Andika Perkasa yang Ingin Maju di Pilpres 2024
“Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa ya ini dipecat, karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam ya,” ujarnya.
Kuasa hukum keluarga Sertu Marctyan Bayu Pratama, Asri Purwanti mengatakan, Sri Rezeki sudah menempuh berbagai upaya mencari keadilan. Kini, upaya Ibu yang mencari keadilan untuk anaknya disandarkan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
“Ibu ini sudah berupaya mencari keadilan hingga mendatangi ke Jakarta, namun hingga sekarang belum ada rasa keadilan yang didapat. Oleh karena itu, kami berusaha mencari keadilan kepada beliau Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, biar nantinya segera ada keadilan,” katanya.
Baca Juga: Sertu Bayu Diduga Tewas Dianiaya 2 Perwira, Panglima TNI Cium Gelagat Tak Beres: Sengaja Dilambatkan
Terpisah, Komandan Korem 074/Warastratama Surakarta Kolonel Inf Achiruddin dikonfirmasi perihal Sertu Marctyan Bayu Pratama.
Ia mengaku belum mengetahui dan mengatakan akan melakukan pengecekan atas informasi tentang Sertu Marctyan Bayu Pratama.
“Maaf, saya belum monitor kejadian tersebut. Nanti saya cek dulu ya,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.