Selanjutnya, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Edy Setijono mengatakan, hasil riset Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa Candi Borobudur bisa menahan sebanyak 128 orang dalam satu waktu.
"Telah dilakukan riset oleh rekan-rekan dari Balai Konservasi Borobudur bahwa ada ruang yang memperbolehkan orang untuk berada di atas bangunan, itu kurang lebih sekitar 128 orang dalam waktu yang bersamaan," kata Edy.
Berdasarkan riset tersebut, kata Edy, pihaknya berencana membatasi jumlah orang yang naik ke bangunan candi sebanyak 1.200 orang per hari.
"Jadi saya kira ini tidak melampaui dari keseharusan yang ada," terangnya.
Baca Juga: Guru Besar UGM: Tidak Ada Relevansi Harga Naik Candi Borobudur Rp750 Ribu dengan Upaya Konservasi
Di sisi lain, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada Sri Margana menilai tidak ada relevansi antara rencana pemerintah mematok harga naik Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu dengan upaya konservasi candi.
"Saya tidak melihat relevansi antara menaikkan harga tiket itu dengan preservasi situs yang sudah berumur lebih dari seribu tahun itu," kata Sri Margana.
Menurut dia, banyaknya pengunjung yang selama ini diperbolehkan naik ke badan candi menyebabkan turunnya kualitas fisik bangunan Candi Borobudur.
"Ya solusinya harus tidak diperbolehkan naik ke badan candi, karena itu yang menyebabkan menurunnya kualitas fisik dari bangunan candi itu," tutur profesor Sri Margana.
Baca Juga: Keluarga Cendekiawan Budhis Dukung Pembatasan Pengunjung Borobudur, Khususnya Area Arupa Dhatu
Selain harga yang mahal, ia juga menyangsikan rencana pembatasan pengunjung yang dibolehkan naik ke bangunan candi.
"Mau tiketnya berapa pun, kalau mereka (wisatawan, -red) tetap diizinkan naik, persoalan preservasi dan konservasi tidak akan terpecahkan," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.