Kompas TV nasional sapa indonesia

Pengamat Sebut 2 Kubu PDIP Segera Selesai jika Megawati Umumkan Calon Presiden yang akan Diusung

Kompas.tv - 4 Juni 2022, 09:52 WIB
pengamat-sebut-2-kubu-pdip-segera-selesai-jika-megawati-umumkan-calon-presiden-yang-akan-diusung
Adi Prayitno menilai publik membaca adanya dua kubu di internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait dukungan pada Ganjar dan Puan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Publik membaca adanya dua kubu di internal Partai Demokrai Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait dukungan pada Ganjar Pranowo atau Puan Maharani sebagai bakal calon presiden yang akan diusung.

Analisa itu disampaikan oleh Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno dalam Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (4/6/2022).

"Sebenarnya itu (dua kubu) yang ditangkap oleh publik, meski ini disebut sebagai dinamika biasa," tuturnya. 

"Karena kecenderungan politik, soal apakah ke Pak Ganjar atau ke Mbak Puan, ini perkara biasa."

Baca Juga: Kinerja Ganjar jadi Gubernur Disebut Hanya Main Medsos, FX Hadi: Wajar Memanfaatkan Teknologi!

Perkara itu, lanjut Adi, akan segera selesai jika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan bakal calon presiden yang akan diusung PDIP.

Sebab, menurut dia, Megawati merupakan satu-satunya penentu keputusan di partai tersebut.

"Tapi ini akan selesai kalau Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengumumkan secara aklamasi, siapa capres di internal PDIP."

Asumsi publik bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang lebih mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, disebutnya tidak akan menyebabkan keretakan di tubuh PDIP.

"Kalau retak, dijauhkan (Jokowi dan Megawati), saya kira tidak mungkin, karena  PDIP ini kan partai yang cukup solid."

"Setahu saya belum ada konflik yang sampai saat ini begitu kuat. Kalau ada gesekan dikit, dinamika dikit, ngambek-ngambek dikit mungkin ada ya, karena ada perekatnya, Mbak Megawati sebagai ketua umumnya," Adi menjelaskan.

Indikasi adanya upaya menjauhkan Jokowi dan Megawati, lanjut dia, juga muncul akibat asumsi bahwa jika Ganjar tidak diusung oleh PDIP, akan banyak partai politik yang siap mengusung.

Selain itu, muncul juga pandangan bahwa akan ada partai politik yang siap menampung jika Jokowi tidak dianggap dalam internal PDIP.

"Kalau kemudian misalnya Pak Jokowi tidak terlalu dianggap sebagai kader partai, ada partai lain yang kemudian mempersiapkan."

"Upaya-upaya itu yang sebenarnya dibaca sebagai sinyalemen indikasi ingin menjauhkan kedua tokoh ini, yang menurut saya adalah sama-sama anak ideologis PDIP," lanjutnya.

Adi menegaskan, hal-hal semacam itu sebenarnya tidak bisa disebut sebagai kisruh internal PDIP, melainkan kompetisi biasa antarpendukung Ganjar dan Puan.

Bahkan, jika bercermin dari sejumlah survei, adanya saling kritik dalam internal PDIP tidak pernah berpengaruh secara signifikan terhadap perolehan suara partai itu di pemilu.

Baca Juga: Tanggapi Trimedya, FX Hadi Rudyatmo: Jika Ganjar Tak Berprestasi, Tak Mungkin Terpilih Dua Kali

"Sebanyak 19,8 persen 2015, di survei malah 20 persen, 21 persen. Artinya apa? Partai politik ini solid, terjaga, apa pun yang terjadi."

"Tapi memang di level pendukung, ini rada-rada ngeri sedap. Karena semakin misalnya Mbak Puan dikritik, di-bully oleh pendukungnya Pak Ganjar, maka banteng itu semakin bertanduk," lanjutnya.

Hal itu bisa saja ini menjadi agak sedikit rumit untuk mempertemukan antara dua pendukung ini pada level bawah.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x