JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi VI DPR Deddy Y Sitorus angkat bicara terkait polemik BUMN yang tidak menjadi sponsor ajang balapan mobil listrik Formula E.
Menurut dia, tidak ada keharusan bagi BUMN untuk menjadi sponsor Formula E, yang akan diselenggarakan di Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (4/6/2022).
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Balapan Formula E 2022 Tidak akan Menggunakan Pawang Hujan
"Kegiatan sponsorship itu banyak pertimbangannya. Terutama keterkaitan jenis kegiatan dan spektrum penonton, target dengan bisnis atau produk BUMN itu sendiri," kata Deddy lewat keterangan resminya, di Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Menurutnya, BUMN bisa menjadi sponsor suatu kegiatan berbiaya besar jika sejak awal perencanaan dilibatkan. Berbeda jika hanya sekadar kontribusi, dukungan pembiayaan, penempatan produk, atau logo.
"Jadi menurut saya aneh kalau menjelang penyelenggaraan, panitia Formula E melempar polemik soal tidak adanya sponsorship dari BUMN," ujar politikus PDIP tersebut.
Ia justru mempertanyakan apakah BUMN yang ditarget panitia Formula-E sejak awal diajak bicara tentang konsep bisnis sponsorship-nya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD DKI Nilai Interpelasi Fromula E Kurang Tepat
"Misalkan saja jika yang dimaksud itu adalah BUMN perbankan, apakah sejak awal mereka ditawarkan sebagai pemasar tiket atau penempatan logo mereka di semua barang pengingat atau arena balap Formula-E itu?" ucap dia.
Ia mencontohkan PT Pertamina, apakah diminta menjadi sponsor tertentu dengan memakai produk yang dihasilkan PT Pertamina, misalnya minyak pelumas buatan BUMN ini.
"Jika tidak, tentu akan berat bagi BUMN untuk berpartisipasi sebagai sponsor karena hitungannya jelas bisnis dan ada aturannya," tuturnya.
Menurut dia, tidak tepat jika dalam waktu satu bulan, apalagi dua hari sebelum penyelenggaraan, panitia baru mengeluh soal sponsorship.
Baca Juga: Istana Konfirmasi Presiden Jokowi akan Nonton Langsung Formula E di Ancol Besok
Ia membandingkannya dengan kepanitiaan balap MotoGP Mandalika, di mana BUMN dilibatkan sejak awal.
Bahkan yang memimpin desain bisnis dari gelaran itu, adalah BUMN pariwisata, perbankan, hingga PT Pertamina.
"Nah ini kok tiba-tiba di Formula E, minta BUMN jadi sponsor dengan alasan agar BUMN hadir untuk Indonesia. Sejak awal hajatan Formula-E itu murni keinginan Gubernur DKI yang dirancang menggunakan APBD," kata Deddy.
"Kalau setiap gubernur dan kepala daerah di Indonesia bikin kegiatan lalu menjelang kegiatan dilaksanakan minta BUMN jadi sponsor, itu namanya nodong."
Baca Juga: Singgung BUMN Soal Sponsor Formula E, Sahroni: Gue Memelas Demi Bangsa dan Negara
Oleh karena itu, dia meminta panitia Formula E agar tidak membangun wacana negatif untuk menutupi ketidakmampuan mereka melakukan penggalangan dana.
"Tetapi kalau memang dananya sudah cukup, jangan memaksa BUMN jadi sponsor tetapi cukup sebagai donatur atau penyumbang, itu baru masuk akal," ujar dia.
Baca Juga: Arya Sinulingga Ungkap Alasan BUMN Tak Jadi Sponsor Formula E
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.