Kompas TV nasional peristiwa

BIN Resmikan Kampus Pintar Intelijen, Dilengkapi Lab Nuklir, Bio Molekuler hingga "Wangsa Avatar"

Kompas.tv - 31 Mei 2022, 08:26 WIB
bin-resmikan-kampus-pintar-intelijen-dilengkapi-lab-nuklir-bio-molekuler-hingga-wangsa-avatar
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri saat peresmian Medical Intelligence Wangsa Avatar BIN dan Smart Campus Dr. (HC) Ir. Soekarno di lingkungan STIN Bogor Jawa Barat. (Sumber: ist)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Iman Firdaus

Setidaknya ada delapan laboratorium berteknologi terdepan di antaranya laboratorium nuklir, bio molekuler, virtual chemical, siber, IT dan economic intelligence hingga laboratorium bahasa dan simulator berbagai perangkat termasuk intelligence drone.

Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI-artificial intelligence) diterapkan untuk efektivitas operasional maupun keamanan.

Misalnya, voice recognition dan face recognition yang memungkinkan pengoperasian berbagai perangkat termasuk lift, serta pendeteksian pergerakan di lingkungan kampus.

Baca Juga: Besok, Jokowi Bakal Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni di Ende NTT

Sementara, pada gedung Medical Intelligence "Wangsa Avatara" yang berada di kantor BIN Pejaten menandakan BIN berperan besar pada upaya pemerintah dalam aspek kesehatan. Adanya Medical Intelligence tersebut diyakini dapat mencegah adanya kasus-kasus kesehatan di masa mendatang.

Gedung Medical Intelligence Wangsa Avatara akan diisi oleh tenaga profesional bereputasi internasional serta peralatan, teknologi, dan sarana prasarana yang canggih. Di antaranya, next generation sequencing (NGS) untuk preparasi automatis yang hanya terdapat satu-satunya di Indonesia.

"Setelah dua tahun kita menghadapi krisis pandemi COVID-19 kita dipaksa beradaptasi dengan kehidupan. BIN menginisiasi terbentuknya Medical Intelligence Wangsa Avatara yang diawasi oleh SDM mumpuni dan peralatan yang canggih," jelas Budi.

Fasilitas lain milik Wangsa Avatara yakni Bio Safety Level 3 (BSL 3). Para peneliti mampu melakukan kultur penyakit berbahaya misalnya virus lassa fever, MERS, nipah, rift valley fever, serta demam berdarah. Kategori BSL 3 memungkinkan peneliti menyimpan kultur sel, virus, serta materi genetik penyakit infeksius dengan aman.

Sementara di BSL 2, para peneliti dapat mengisolasi dan mengidentifikasi patogen penyebab penyakit baik itu bakteri, virus, atau jamur, serta meneliti senyawa atau obat untuk mengobati penyakit tersebut. Kedua fasilitas tersebut sudah bersertifikat World Biohaztec sehingga memenuhi standar biosafety dan biosecurity level dunia.

Adapun peresmian tersebut turut dihadiri Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, Ketua Komisi 1 Meutia Hafidz, dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam) Machfud MD. 

Kemudian Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoli, Menteri Bapenas Suharso Monoarfa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Panglima TNI Jenderal Andhika Perkasa beserta seluruh kepala Staf TNI.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x