Sisi kesederhanaan bahkan tidak hanya dimiliki Buya, melainkan juga istrinya. Menurut Erik, Buya Syafii Maarif dan istrinya adalah sosok yang mandiri dan sederhana.
Mencuci baju hingga menyapu rumah menjadi pekerjaan yang biasa dilakukan Buya saat berada di rumah.
"Sopir pribadi tidak punya, pembantu pribadi tidak punya. Walaupun sesekali meminta tetangga bantu-bantu," ucapnya.
Saat Buya harus dirawat, maupun kala istrinya operasi lutut pihak rumah sakit berniat untuk menggratiskan.
Namun saat itu Buya Syafii Maarif menolak niat pihak rumah sakit.
"RS PKU tidak mau menerima uang (Buya), tapi akhirnya beberapa waktu kemudian istrinya dengan Buya menyumbangkan sekian untuk pembangunan di PKU," ujarnya.
Selain itu, setiap hari lahir, Syafii Maarif tidak pernah merayakan ulang tahun.
Kendati demikian, Buya Syafii Maarif sangat senang berwisata kuliner dan mentraktir makan siapapun.
"Sekali saya pernah mentraktir Buya itupun saya memaksa. Sampai Buya bilang 'Anda sudah kaya ya?'," ungkap Erik sambil tertawa.
Buya juga berteman dan bersahabat dengan siapapun. Dia dekat dengan para pemuka agama apapun.
"Pokoknya soal pergaulan Buya itu sudah meretas batas-batas primordial keagamaan, suku, bangsa. Untuk pergaulan Buya itu masuk ke semua lini," ujarnya.
Erik menuturkan Buya selalu mendengar segala keluh kesah orang lain. Bahkan, Buya merupakan pendengar yang baik.
"Buya itu sangat murah hati, dan yang jelas pendengar yang baik. Tidak langsung bicara, tetapi mendengarkan, mendengarkan terus baru kalau sudah, Buya baru berbicara," ujarnya.
Baca Juga: Profil Buya Syafii Maarif Cendekiawan dan Tokoh Muhammadiyah Berpengaruh Asal Minangkabau
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.