JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepolisian telah mengumpulkan sejumlah modus pendanaan yang dilakukan kelompok teroris di Indonesia.
Ada yang sifatnya mencari donasi publik hingga menggunakan pinjaman online (Pinjol) untuk mendukung kegiatan kelompok teror.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, dari hasil penyelidikan dan penyidikan tindak pidana terorisme ditemukan berbagai fenomena modus pengumpulan dana yang dilakukan kelompok teror di Indonesia.
Baca Juga: Terungkap! Identitas Teroris untuk ISIS yang Ditangkap oleh Densus 88
Dalam catatan Polri setidaknya ada enam modus pendanaan teroris, baik melalui metode online maupun offline dalam mendukung kegiatan tindak pidana terorisme.
1. Saling berdonasi
Ramadhan menjelaskan modus ini dilakukan dengan memberi atau menyumbangkan uang atau aset yang dimiliki secara langsung kepada sesama anggota kelompok untuk melaksanakan aksi teror.
2. Aset pribadi
Modus ini hampir sama dengan aksi donasi sesama kelompok teror. Namun ada juga anggota kelompok teror yang menjual aset pribadi untuk mendanai diri sendiri dalam melaksanakan tindakan kegiatan tindak pidana terorisme.
Baca Juga: Terkait 5 WNI yang Bantu Pendanaan ISIS, 3 Diantaranya Dilaporkan Berada di Suriah!
Semisal, menjual aset pribadi untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang ada di Suriah maupun Filipina.
"Pada aspek ini cenderung digunakan untuk biaya hijrah pergi ke luar negeri baik ke Suriah maupun Filipina untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang ada di sana," ujar Ramadhan, Kamis (26/5/2022).
3. Perampokan
Modus pengumpulan dana dengan cara perampokan pernah dilakukan oleh Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Anshor Daulah (AD) selaku pendukung ISIS.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Seorang Mahasiswa di Malang, Diduga Pengumpul Dana ISIS
Misalnya pada tahun 2013 kelompok Abu Roban melakukan berbagai perampokan di bank BRI, kantor pos, dan toko bangunan.
Kemudian, tahun 2016, ada juga yang melakukan perampokan toko emas untuk biaya hijrah ke Suriah.
"Mereka menyebut perampokan dengan istilah fa'i," ujar Ramadhan.
4. Curanmor
Aksi pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) juga ikut dalam modus kelompok teror dalam mengumpulkan dana untuk menutupi biaya kegiatan tindak pidana terorisme.
Baca Juga: BNPT Ungkap 5 Sumber Pendanaan Jaringan Teroris, dari Kotak Amal hingga Mafia Internasional
Modus ini cenderung digunakan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Kendaraan roda dua yang didapat kemudian dijual, kemudian uang hasil penjualan dikirimkan ke kelompok MIT yang berada di gunung.
5. Sumbangan online
Ramadhan menjelaskan dinamika perkembangan teknologi secara global turut mempengaruhi modus pencarian dana yang dilakukan kelompok terorisme di Indonesia pendukung ISIS.
Modusnya crowdfunding atau penggalangan dana yang mengatasnamakan sosial, agama dan pendidikan dengan memanfaatkan media sosial. Metode ini dapat menyasar kepada kelompok teroris maupun orang umum.
Menurut Ramadhan modus penggalangan dana berkedok sosial, agama dan pendidikan ini membuat kelompok teror sangat mudah mendapatkan uang yang tidak sedikit dan cepat. Bahkan sumbangan yang diterima bisa berasal dari luar negeri.
Baca Juga: Jokowi Minta PPATK Waspadai Modus Baru Pendanaan Teroris di Era Digital
Sebagai contoh, pada 2016 lalu, kelompok teroris di Solo mendapatkan kiriman dana dari Bahrunnaim, teroris ISIS asal Solo yang sedang berada di Suriah untuk melaksanakan bom bunuh diri di Polres Surakarta.
Hasil penggalangan dana ini juga digunakan untuk kegiatan yang mendukung kegiatan teroris. Seperti pemberangkatan para jihad ke medan pertempuran, pelatihan teroris, dan juga untuk mendukung penyembunyian para DPO, pembelian senjata, dan lain-lain.
Ramadhan mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam beramal. Dia meminta masyarakat memahami bahwa ada penggalangan dana yang berkedok kemanusiaan yang juga merupakan afiliasi dari kelompok teroris.
6. Pinjol
Berkembangnya inovasi teknologi di bidang finansial atau lazim disebut sebagai financial technology (fintech) juga dimanfaatkan kelompok teror untuk mendapat dana segar.
Baca Juga: Terkait 5 WNI yang Bantu Pendanaan ISIS, 3 Diantaranya Dilaporkan Berada di Suriah!
Seperti memanfaatkan pinjaman online melalui aplikasi. Contoh kasus terjadi pada tahun 2019 kelompok AD Jawa Barat melakukan berbagai pinjaman online melalui berbagai jasa pinjol untuk mengumpulkan dana.
"Mereka mampu mendapatkan belasan juta dari pinjol," ujar Ramadhan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.