JAKARTA, KOMPAS.TV – Konteks pernyataan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi saat menghadiri Rakernas Kelima Projo di Magelang beberapa waktu lalu adalah jangan terburu-buru soal politik.
Penjelasan itu disampaikan oleh Handoko, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Projo, dalam acara Overview: Benarkah Jokowi Pilih Ganjar? yang ditayangkan kanal YouTube Tribunnews, Rabu petang (25/5/2022).
Handoko membenarkan, Jokowi menyebut ada kemungkinan calon yang akan didukung (dalam pilpres) hadir dalam kegiatan itu.
“Dia bilang, ‘ojo kesusu disek’, jangan terburu-buru. Konteksnya sebenarnya, poinnya adalah jangan terburu-buru soal politik ini,” tegasnya.
“Meskipun ada satu kalimat, ‘meskipun mungkin yang akan kita dukung ada di sini’, dan itulah yang kemudian memunculkan kehebohan, itulah kemudian yang banyak dipetik dalam pemberitaan-pemberitaan.”
Sebenarnya, lanjut Handoko, sama sekali tidak ada esensi atau substansi yang menyebutkan nama dalam acara itu.
Baca Juga: Benarkah Jokowi Pilih Ganjar? Politikus PDIP: Beliau Tahu Bahwa yang Usung Capres adalah Partai
Justru yang ditangkap oleh Projo, adalah harus concern pada kerja-kerja untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang muncul.
“Ojo kesusu ini juga mungkin peringatan dari presiden, bahwa jangan buru-buru.”
Kedua, kata Handoko, disampaikan bahwa untuk urusan nama, Jokowi akan bicara dengan banyak pihak, termasuk dengan Projo.
“Makanya kemudian kami dari Projo menyikapinya tidak lantas masuk ke nama, tapi yang terpenting adalah bagaimana menghadapi tantangan bangsa ini kemudian menyiapkan mekanisme,” tuturnya.
Menurutnya, dalam acara itu, pihaknya bukan hanya mengundang Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tetapi juga sejumlah tokoh lain.
“Jangan salah ya, kami mengundang nama-nama lain. Kami mengundang ketum partai koalisi, kami mengundang Ketua DPR Mbak Puan, kami mengundang gubernur, kami mengundang bupati. Sesuatu yang sangat normal.”
Namun, yang hadir di situ adalah Gubernur Jawa Tengah, Bupati Magelang, Kepala Kantor Staf Presiden, dan wantimpres.
“Kami menafsirkan bahwa yang disampaikan Pak Jokowi tidak menjurus (pada Ganjar Pranowo). Dari kami pasti tidak, karena itu pesan kepada kami, jangan terburu-buru lho,” tegasnya.
Sementara, pengamat politik Ujang Komarudin, mengatakan, pernyataan Jokowi tersebut dilihatnya sebagai tipologi yang memang tidak bicara secara langsung.
“Berbicara dengan kode-kode, dengan makna-makna. Tetapi kalau menurut saya itu tersirat. Ada hubungannya terkait pernyataan itu dengan Koalisi Indonesia Bersatu.” tuturnya.
Ia berpendapat, Koalisi Indonesia Bersatu belum mengusung capres dan cawapres karena ada dua skenario.
Baca Juga: Pengamat Yakin Capres yang Diusung PDIP pada Pemilu 2024 Tidak akan Didukung Jokowi, Ini Alasannya
“Bisa jadi skenario pertama mengusung Airlangga Hartarto dan cawpres dari eksternal. Kedua, bisa juga KIB ini adalah bagian dari skenario mempersiapkan kendaraan untuk capres-cawapres tertentu,” tuturnya.
“Apa hubungannya dengan Pak Ganjar dan apa hubungannya dengan PDIP? Nah, seandainya PDIP punya skenario mengusung Mbak Puan misalnya dengan Pak Prabowo, maka Pak Ganjar ini disiapkan untuk punya perahu lain, bisa koalisi Indonesia Bersatu, bisa juga koalisi yang lain.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.