Saya tanya kepada petugas Babinsa, yang menggunakan motor ini, apakah selama menggunakan motor ini, pernah mengisi bensin?
Petugas Babinsa itu mengaku, selama 1 bulan terakhir, ia tidak sama sekali pernah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Meski bensin di tangki BBM tetap tersisa, untuk berjaga-jaga kalau ada kondisi darurat. Kalau-kalau alat yang bernama Nikuba (Niku Banyu yang berarti "Ini air") itu, rusak.
Pertanyaan yang sama juga saya ajukan kepada Komandan Resor Militer (Danrem) 063/ Sunan Gunung Jati, Kolonel (Inf.) Dany Rakca yang membawahkan 8 Kodim di wilayah Jawa Barat.
Sebagian dari motor operasional Kodim sudah menggunakan alat Nikuba ini dalam 2 bulan terakhir.
Saya tanya, apakah selama 2 bulan penggunaan, motor ini pernah membeli BBM?
"Tidak pernah", jawab Danrem Dany.
Meski demikian, soal keberhasilan temuan, diakui bukan bagian dari tanggung jawab Korem. Sebagai prajurit yang melihat potensi masyarakat, maka wajib baginya untuk membantu.
"Ketika masyarakat mempunyai ide yang baik, itu dapat menjadi suatu potensi bangsa dan negara untuk kemajuan bangsa," ungkap Danrem Kolonel Dany.
"Untuk keberhasilan Nikuba ini tidak kapasitas Angkatan Darat khususnya kami Kodim Kodam apakah nantinya bisa dipakai atau ndak tapi kami bersama-sama untuk meneliti, untuk mencoba menyempurnakan kekurangan dan mendampingi semangat moril pak Aryanto," tambahnya.
Saya pun menanyakan semua ini kepada Peneliti Laboratorium Motor Bakar BRIN (Badan Riset & Inovasi Nasional), Arifin Nur.
Arifin menyangsikan apa yang ditemukan Ariyanto. Ia berpendapat, sampai saat ini, belum memungkinkan untuk menemukan teknologi yang bisa mengubah air menjadi bahan bakar.
"Secara teori, untuk saat ini, saya rasa tidak mungkin!" kata Arifin.
"Saya mencurigai masih ada kebocoran dari bensin yang digunakan di motor tersebut sehingga motor tetap bisa jalan," ungkap sang peneliti BRIN.
Memang Ariyanto hanya lulusan SMA, dan tak pula punya ijazah. Tapi bukan berarti ia tak mampu membuat hal yang besar.
Apa pun yang terjadi, alangkah baiknya jika ia digandeng oleh lembaga-lembaga agar bisa mengembangkan dan menyempurnakan karyanya untuk memberi manfaat bagi banyak orang.
Memang kita punya pengalaman buruk dengan Blue Energy, pada 2007 silam. Tapi bukan berarti setiap penemuan harus dicibir dan dicaci.
Jemput bola bagi anak bangsa, tanpa membedakan siapa dia!
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.