Baca Juga: Rembulan Merah di Langit Amerika Utara, Gerhana Bulan Merah Parsial Terlama dalam Sejarah
Sayangnya, fenomena Gerhana Bulan Total 15-16 Mei 2022 tidak dapat diamati dari Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan profesor astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
"(Gerhana Bulan Total) tidak terlihat di Indonesia. Hanya wilayah Benua Amerika dan Afrika yang bisa menyaksikan," terang Thomas saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/5).
"Gerhana terjadi saat di Indonesia siang hari, jadi tidak mungkin terlihat," sambungnya.
Lantas ia menjelaskan, Gerhana Bulan Total (GBT) ini sering juga disebut blood moon karena saat gerhana total.
"Bulan biasanya tampak kemerahan. Bulan mendapatkan pembiasan cahaya merah oleh atmosfer Bumi," jelas Thomas.
Setelah Gerhana Bulan Mei 2022 ini terjadi, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (29/4/2022) Gerhana Bulan Total akan kembali berlangsung pada 8 November 2022.
Gerhana bulan tersebut mencapai puncaknya pada pukul 10.59 UT atau 18.59 WIB. Fenomena astronomis pada bulan November mendatang ini, dapat disaksikan di lebih banyak tempat di dunia.
Di antaranya adalah Benua Amerika, Islandia, Norwegia bagian Utara, Swedia bagian Utara, Finlandia, Rusia, Iran, Oman, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Oseania.
“Gerhana ini dapat disaksikan di Indonesia,” tutur Peneliti PR Antariksa dan Pranata Humas Kawasan Bandung-Garut, Andi Pangerang Hasanuddin dan C. Widianingrum.
Kendati bisa teramati di Indonesia, tidak semua wilayah atau daerah akan bisa menyaksikan fase-fase fenomena Gerhana Bulan Total tersebut dari awal-puncak sampai akhir gerhana.
Sumber : Kompas TV/kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.