JAKARTA, KOMPAS.TV - Munculnya kasus hepatitis akut misterius yang menginfeksi anak-anak belakangan ini, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan kewaspadaan.
Salah satunya dengan mendorong kesadaran masyarakat mengenai tindakan pencegahannya yang dapat berawal dari perilaku hidup bersih dan sehat.
Melansir Kompas.com, Rabu (4/5/2022), Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam kondisi saat ini karena proses investigasinya masih berjalan.
"Kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang, lakukan tindakan pencegahan," ujar Nadia.
Baca Juga: WHO: Hepatitis Misterius Jangkiti Hampir 300 Anak di 20 Negara, Menyebar ke Asia dan Pasifik
Untuk sementara, Nadia menyebutkan, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mencegah infeksi hepatitis akut misterius itu.
Dengan megikuti upaya pencegahan di atas, maka risiko infeksi hepatitis akut misterius itu dapat berkurang.
Baca Juga: Penyebab Masih Misterius, Begini Cara Mencegah Anak Terinfeksi Hepatitis Akut Menurut IDAI
Umumnya, anak-anak yang terinfeksi hepatitis akut misterius itu mengalami gejala seperti demam, mual, muntah, diare berat, kuning, kejang, hingga penurunan kesadaran.
Maka dari itu, anak-anak yang menunjukan gejala di atas sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Lebih lanjut, kasus hepatitis akut misterius tersebut juga memiliki gejala klinis meliputi peningkatan enzim di hati serta sindrom jaundice (penyakit kuning) akut.
Selain itu, ada pula gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen (perut), diare, dan muntah-muntah yang dialami oleh pasien hepatitis akut misterius.
Baca Juga: Hepatitis Akut pada Anak Disebut Serius, IDI Minta Orang Tua Ikut Waspada
Kemenkes mencatat, sudah ada tiga pasien anak di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut, hingga 30 April 2022.
Ketiga pasien tersebut meninggal dunia dalam kurun waktu berbeda, namun belum diketahui penyebabnya.
Adapun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah menyatakan, status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.
Pada 5 April 2020, WHO pertama kali menerima laporannya dari Inggris Raya dengan jumlah 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.
Menurut laporan tersebut, kasus hepatitis akut kebanyakan menyerang anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun di Skotlandia Tengah selama periode Januari hingga Maret 2022.
Selanjutnya, akibat terinfeksi kasus hepatitis akut misterius itu, 17 anak dengan usia berkisar satu bulan hingga 16 tahun memerlukan transplantasi hati dan satu yang meninggal dunia.
WHO pun menekankan, mayoritas kasus yang terdeteksi itu tidak menunjukan adanya gejala demam, sehingga proses investigasinya masih perlu digencarkan.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.