Masalahnya, kata Bebin, banyak sekali yang merasa benar, karena mereka merasa baru ganti oli sebelum menempuh perjlanan tiga ribu kilometer.
“Permasalahannya, ganti oli terakhir itu berapa bulan yang lalu. Ini tidak diperhitungkan.”
Menurut Bebin, masih banyak pengendara yang mengganti olinya berdasarkan waktu, tapi banyak juga pengendara yang mengandalkan jarak tempuh.
“Nah, ketika pandemi, dua-dua ini harus saling dikroscek. Ini yang saya lihat paling simpel, paling sederhana, tapi tidak dilakukan.”
Dia menyebut, sejumlah orang mencoba tawar menawar, misalnya menggantinya setelah pulang dari kampung.
Persoalannya, bukan sepanjang apa perjalanan. Mungkin jarak tempuh ke kampung halaman tidak sampai dua ribu kilo, tapi yang tidak diperhitungkan bahwa kendaraan akan didera kemacetan.
“Apakah saat macet mesin dimatikan? AC tetap hidup, masih mendengarkan musik, mesin on. Padahal tiga, empat, enam jam, harus berhenti di tempat.”
Dalam kesempatan itu, Bebin juga menjelaskan tentang hal yang harus diperhatikan oleh pemudik yang mengendarai sepeda motor.
Hal paling penting menurutnya adalah jangan membawa beban berlebih.
Terlebih jika kondisi bannya sudah tidak mendukung.
Baca Juga: Terjebak Macet dan Kehabisan Bensin? Simak Cara Pesan BBM Delivery Pertamina
“Jangan membawa beban berlebih. Beberapa kali saya amati, saya cermati motor yang melintas di depan saya. Kondisi bannya seperti apa? Banyak yang motifnya sudah hilang.”
“Harus ganti dulu. Jangan belanja dulu, tapi urus yang ini. Karena ini menangkut keselamatan di jalan.Bagaimana mau melakukan pengereman dengan baik ketika kondisi ban sudah tidak mumpuni,” tegasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.