"Seikhlasnya, kadang ada yang ngasih 25 ribu. Ada yang 50 ribu. Gak tentu," ucapnya.
Namun demikian, Wasiman menuturkan tetap ikhlas menjalankan pekerjaannya membantu para pemudik membawa barang bawaan mereka.
Sedikit berbeda dengan cerita Wasiman, seorang porter lain bernama Tarno menuturkan bahwa saat pandemi pengasilannya bekerja menjadi porter berkurang sebesar 90 persen.
Pria yang tinggal di sekitaran Gondangdia, Jakarta Pusat ini mengatakan sempat kerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
Kini arus mudik telah kembali dan stasiun pun ramai lagi.
Meski enggan menyebut penghasilannya, selama musim mudik ini ia mengaku biasanya mendapat penghasilan lebih dari welas asih para penumpang yang mudik Lebaran.
"Bagi-bagi THR," kata dia.
Baca juga: Ditinggal Pemiliknya Mudik, Kucing Bisa Staycation di Cat Shop
Besaran yang ia dapat tidak tentu. Namun, kata dia, itu bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.
Jika di hari biasa Tarno bisa mendapat upah Rp 10.000-25.000 untuk sekali mengangkut barang. Tarno mengatakan selama musim mudik ini kadang orang bisa memberi uang lebih sampai Rp 100.000 hingga Rp 150.000 untuk sekali angkut barang. Uangnya ia kumpulkan untuk kebutuhan Lebaran keluarga.
"Kalau saya pakai baju lama enggak papa, yang penting untuk anak, Alhamdulillah bisa (beli) untuk anak," kata dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.