JAKARTA, KOMPAS.TV - Dengan menurunnya dampak pandemi, larangan mudik dicabut pemerintah. Tentu, mudik tahun ini akan menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk menjaga kembali silaturahmi, setelah 2 tahun tidak pulang kampung.
Prediksi pemerintah tentang peningkatan tajam pemudik yang mencapai 85 juta orang, menandakan mudik sesuatu yang tidak bisa ditahan lagi. Mau tidak mau, semua hal harus dipersiapkan.
Pemerintah sudah menghitung dari peningkatan animo mudik di berbagai tiket penjualan transportasi yang meningkat tajam. Artinya, mudik individu juga akan meningkat.
Di sisi lain, dampak ikutan pandemi yang panjang dan belum selesai, terutama faktor ekonomi, tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap mudik. Mereka tetap mencari cara agar tetap bisa pulang kampung, di antaranya dengan memilih kendaraan yang dianggap hemat, ekonomis dan murah dengan motor.
Untuk itu, jauh-jauh hari Presiden Jokowi telah mengingatkan Menteri Perhubungan, kepolisian, Kementerian PUPR dan stakeholder penyelenggara transportasi, tentang pentingnya membagi beban perjalanan melalui darat, laut dan udara.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2022: Cek Titik Rawan Macet di Wilayah Jawa Timur
Dapat dipastikan, perjalanan darat akan menjadi idola setiap pemudik. Pemerintah juga mengimbau pentingnya penyediaan rest area pemudik motor.
Mudik dengan motor, menempuh berjam-jam di perjalanan, tentu sangat melelahkan. Belum lagi dengan membawa barang-barang berukuran besar dan anggota keluarga beserta anak. Karena memang, motor bukan kendaraan yang diperuntukkan perjalanan jauh.
Sehingga sangat bijak, bila para pemudik motor tidak memaksakan diri, benar benar memastikan kendaraan dalam kondisi prima dan selalu menghentikan kendaraannya setiap 2 jam.
Apalagi bila perjalanan disertai hujan, angin kencang, panas, gelap, yang tentu sangat tidak diharapkan. Kita berdoa perjalanan cerah, mendapat istirahat yang cukup dan membawa keselamatan sampai kampung halaman.
Tentu saja, pemerintah penting memastikan jalan dan rest area dalam kondisi sebaik mungkin, agar ramah dilalui dan disinggahi para pemudik motor, terutama yang membawa anak-anak.
Baca Juga: 4 Tips Istirahat di Rest Area saat Mudik Lebaran agar Tetap Aman dan Nyaman, Apa Saja?
Pilihan perjalanan diharapkan berlangsung di waktu pagi dan siang, dibanding malam hari. Pilihan ini disertai pertimbangan pilihan rute sepanjang perjalanan, fasilitas yang ada, keamanan, penerangan yang cukup, kebersihan, tempat jajanan sehat dan tempat istirahat.
Setiap tahun, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Kementerian terkait dan Lembaga serta para aktifis anak tanpa lelah selalu mengingatkan faktor keselamatan mudik dengan mengampanyekan Mudik Ramah Anak dan Disabilitas.
KPAI menganjurkan untuk tidak melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda motor karena risiko yang sangat tinggi di perjalanan.
Untuk itu, KPAI berharap penyelenggaraan mudik tahun ini semakin baik dan semakin ramah bagi anak-anak yang dilibatkan mudik oleh orang tuanya.
Pemerintah juga telah menyiapkan alternatif dalam rangka mengantisipasi pemudik motor setiap tahun dengan menyiasati melalui kapal penyeberangan, sehingga memperpendek waktu dan jarak tempuh dalam penggunaan sepeda motor.
Begitupun penyekatan di titik tertentu, yang memberi anjuran pemudik motor beralih ke bus. Namun dengan prediksi peningkatan pemudik, tetap saja kemungkinan pemudik motor akan banyak.
KPAI mendorong agar masyarakat, perusahaan, fasilitas ibadah dan fasilitas publik membuka diri untuk membantu para pemudik motor, memberi perhatian para pemudik motor yang akan istirahat, karena keterbatasan rest area yang ada. Dengan menyediakan kebutuhan mereka, agar dapat melanjutkan perjalanan secara baik.
Pemudik juga diharapkan, setiba di kampung dapat meningkatkan perhatian kepada saudara-saudaranya, terutama anak-anak yang kini yatim piatu akibat orang tua meninggal karena terpapar Covid-19.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.