Menurutnya sedari awal, kampus yang tergabung dalam aliansi BEM SI sepakat untuk meninggalkan lokasi aksi setelah tuntutan, kajian dan aspirasi dari BEM SI telah diterima oleh perwakilan DPR.
Saat itu wakil ketua DPR dan Kapolri hadir di tengah massa BEM SI untuk menerima aspirasi dan tuntutan.
Namun massa aksi di luar border BEM SI mulai melakukan provokasi setelah wakil ketua DPR dan Kapolri menerima aspirasi dan tuntutan.
Baca Juga: Grace Natalie Ungkap Kondisi Terkini Ade Armando: Masih Dipantau Dokter, Ada Cedera Serius di Kepala
"Kami tetap pada substansi kami, tuntutan dan kajian serta aspirasi kami tersampaikan. Itu pertama goal kita, untuk kerusuhan dan kericuhan itu bukan menjadi tujuan utama kita," ujar Kaharuddin.
Adapun demo BEM SI dan aliansi masyarkat lainnya di depan gedung DPR jalan Gatot Subroto berujung kericuhan.
Pegiat media sosial yang juga dosen UI Ade Armando menjadi korban atas kericuhan massa pendemo.
Ade Armando dikeroyok oleh massa aksi. Kepolisian menduga pelaku pengeroyokan Ade Armando dari kelompok anarko.
Baca Juga: Polisi Sebut Jumlah Tersangka Pengeroyok Ade Armando Masih akan Bertambah
Saat ini sudah enam orang ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan Ade Armando. Dua pelaku, Muhammad Bagja dan Komar kini menjalani pemeriksan di Polda Metro Jaya.
Sedangkan empat pelaku yang telah teridentifikasi bernama Dhia Ul Haq, Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf kini masih dilakukan pengejaran.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.