Kompas TV nasional politik

Amien Rais Sebut Pemerintahan Jokowi Idap Sindrom Narsistik Megalomania, Ini Kata Jubir Luhut

Kompas.tv - 4 April 2022, 11:15 WIB
amien-rais-sebut-pemerintahan-jokowi-idap-sindrom-narsistik-megalomania-ini-kata-jubir-luhut
Politikus Amien Rais. (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais baru-baru ini menyampaikan kritiknya terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Amien Rais menyampaikan kritiknya tersebut melalui video yang diunggah di kanal YouTube Amien Rais Official berjudul "Duet Jokowi Luhut Tidak Kita Perlukan".

Baca Juga: Amien Rais Ingatkan Jokowi dan Luhut: Masa Jabatan Harus Berakhir Oktober 2024

Dalam pernyataannya, Amien Rais menyebut, pemerintahan Jokowi saat ini tengah ugal-ugalan dalam memimpin bangsa.

Apalagi, terdapat sejumlah menteri Jokowi yang menginginkan adanya perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.

"Duet Jokowi-Luhut yang saat ini menjadi simbol dan substansi rezim berkuasa sesungguhnya harus berakhir pada Oktober 2024," kata Amien Rais dikutip dari chanel YouTube miliknya pada Senin (4/4/2022).

"Tidak boleh lagi dua oknum ini menggerakkan berbagai cara, tekad ala Orde Baru itu."

Baca Juga: Amien Rais: Jangan Ada Wacana Tambah Satu Periode Lagi, Saya Ingatkan Pak Jokowi...

Amien Rais kemudian berbicara mengenai rezim Orde Baru. Ia mengaku masih ingat Orde Baru menggunakan banyak cara untuk menekan hingga membodohi rakyat demi tujuan politiknya.

"Saya ingatkan, bahwa rezim Jokowi - Luhut, karena ambisi kekuasaannya itu menjadi sebuah rezim paranoid. Cirinya adalah rasa tidak pernah secure, aman," ujar Amien.

Kemudian untuk menutupi kelemahannya tersebut, rezim menggertak, mengancam, dan mengerahkan massa yang masif.

"Bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa," ujar Amien Rais.

Baca Juga: Amien Rais Tegaskan Tak Berambisi Jadi Capres 2024

Amien Rais juga mengaku merasa prihatin dan kasihan terhadap asosiasi-asosiasi yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

"Mengerahkan seluruh lurah se-Indonesia, mungkin nanti asosiasi-asosiasi tertentu, mungkin nanti eksponen bangsa petani, nelayan, buruh, pegawai negeri, pensiunan, dan lain-lain," ucapnya.

Lebih lanjut, Amien Rais menyebut bahwa pemerintahan Jokowi sedang mengidap sindrom narsistik megalomania.

"Memang seorang pemimpin, seorang presiden, itu ada kemungkinan mendapatkan sindrom narsistik megalomania," ujar Amien.

Baca Juga: Mahfud MD Apresiasi Sikap Amien Rais yang Akui TNI-Polri Tak Terlibat Peristiwa 6 Laskar FPI

Amien menjelaskan arti narsistik tersebut yang dikaitkan dengan pemerintahan Jokowi.

"Narsisistik itu adalah seseorang yang merasa akulah yang paling sempurna, akulah yang paling benar, akulah yang paling tahu segala macam persoalan, orang lain lebih bodoh, orang lain tidak bermutu, dan lain-lain," ucap Amien.

"Sementara megalomania itu membayangkan yang besar-besar, saya lihat ini, maaf ya saudara Jokowi dan Luhut, Anda berdua ini harus mengaca diri, tanya kepada psikolog-psikolog yang objektif apakah kalian berdua itu sedang menderita narsisistik megalomania tadi."

Menanggapi pernyataan Amien Rais tersebut, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Jodi Mahardi, buka suara.

Baca Juga: Mahasiswa Ajak Masyarakat Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024: Kita Harus Beri Pelajaran buat Elite

Ia menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyarankan bosnya, Luhut, untuk konsultasi ke psikolog karena dinilai menderita narsistik megalomania.

"Yang megalomania itu yang ga bisa move on gagal jadi Presiden dan terus-terusan membully orang lain," kata Jodi dikutip dari Tribunnews.com pada Senin (4/4/2022).

"Lalu yang harus ke psikolog itu para politikus yang tidak bisa menyampaikan pendapatnya secara beradab."

Menurut Jodi, sebagai tokoh politik senior, seharusnya Amien Rais bisa mendidik generasi muda menjadi manusia beradab, bukan justru sebaliknya.

Baca Juga: SMRC: Jokowi 3 Periode Hanya Didukung 5 Persen Responden

 




Sumber : Tribunnews.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x