Fenomena konjungsi yang satu ini berbeda dengan sebelumnya, karena melibatkan empat planet sekaligus, yakni Jupiter, Venus, Mars, dan Saturnus.
Adapun, konjungsi kuartet tersebut dapat disaksikan dari Bumi pada 19-24 April 2022 nanti, dalam kurun waktu 20 menit setelah Matahari terbenam hingga 75-210 menit sebelum terbit kembali.
Baca Juga: Badan Antariksa Eropa Cari Kandidat Astronot, Syaratnya Antara Lain Perempuan dan Tenang
Hujan meteor Lyrid menjadi fenomena ruang angkasa berikutnya yang akan menemani malam Ramadan tahun ini.
Tepatnya, Andi menjelaskan, fenomena hujan meteor tahunan tersebut bakal terjadi pada 22-23 April 2022.
Perlu diketahui, hujan meteor Lyrid merupakan fenomena dari sisa debu komet C/1861 G1 Thatcher yang titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat Vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.
Lebih banyak dari sebelumnya, konjungsi kuintet merupakan kesejajaran dari lima benda antariksa dalam satu waktu.
Kelimanya terdiri atas Jupiter, Venus, Mars, Saturnus dan Bulan, yang mana kesejajarannya dapat dilihat dari Bumi pada 25-28 April 2022 mendatang.
Fenomena tersebut, sama seperti konjungsi kuartet, bakal terlihat sejak malam hingga dini hari, dengan tingkat kecerahan dari masing-masing benda langit itu berbeda
Baca Juga: BMKG Jelaskan Fenomena Hujan Es Batu di Surabaya, Warga Diminta Waspada Cuaca Buruk
Terakhir, di pengujung Ramadan nanti, terdapat pula fenomena langit yang tak kalah memukau yakni elongasi barat maksimum Merkurius.
Fenomena yang bakal terjadi 29 April 2022 itu merupakan konfigurasi di mana sudut yang dibentuk antara Bumi, Matahari, dan Merkurius mencapai nilai maksimum.
Elongasi barat maksimum Merkurius kali ini akan berlangsung mulai dari pukul 17.43 WIB, saat Merkurius mencapai posisi paling tingginya di atas ufuk.
Setelah itu, pada pukul 18.54 WIB, Merkurius akan berkonjungsi atau sejajar dengan Pleiades, sebuah gugus bintang terbuka di rasi bintang Taurus.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.