JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Ekonomi Eko Listyanto mengatakan, ketergantungan Indonesia pada barang impor merupakan isu lama.
Bahkan saat ini, di tengah meningkatnya digitalisasi, ketergantungan Indonesia akan barang impor semakin menjadi-jadi.
Demikian Wakil Direktur Eksekutif Indef, Eko Listyanto, merespons kemarahan Presiden Jokowi akibat Kementerian dan Lembaga masih membeli barang impor dan minim membeli produksi tanah air.
“Memang ada juga produk yang berhasil kita ekspor tapi sebagian besar pada akhirnya tingkat ketergantugan impor yang cukup tinggi tadi,” ucap Eko Listyanto dalam Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Selasa (29/3/2022).
Baca Juga: Jokowi Marahi Menkes, Mentan hingga TNI-Polri yang Masih Beli Produk Impor: Jangan Diteruskan!
Maka itu, Eko menyambut baik pernyataan Presiden Jokowi yang menginginkan 40 persen dari hampir Rp1.500 triliun dibelokkan menggerakan ekonomi dalam negeri.
Sebab, kalau anggaran yang sudah dalam APBN saja tidak diarahkan untuk mendorong ke dalam negeri, maka kampanye berikutnya nggak akan sampai.
“Masyarakat bagaimana mau didorong wong anggaran APBN aja nggak, apalagi dunia swasta yang memang sangat mengandalkan sisi efisiensi, selama harganya lebih murah, lebih efisien, ya kadang-kadang memang mereka praktis saja, impor gitu,” ujar Eko Listyanto.
Baca Juga: Jokowi Geram Kementerian dan Lembaga Beli Barang Impor: Bodoh Sekali Kita
Bagi Eko, menjadi wajar ketika Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut marah kepada lembaga, kementerian, pemda, hingga BUMN yang masih ketahuan impor.
Sebab, secara instrument semua aturan sudah ada untuk mengoptimalkan membeli hasil karya anak bangsa sudah ada.
“Ternyata tidak dilaksanakan, TKD-nya juga sudah ada aturannya tapi tidak dilaksankan oleh kementerian lembaga termasuk pemerintah daerah,” ujarnya.
Di samping itu, lanjut Eko, situasi saat ini memang lebih berat secara konteks ekonomi globalnya terlebih ada dampak dari geopolitik Rusia-Ukraina yang memanas.
Baca Juga: Jokowi Ancam Kepala Daerah yang Tak Dorong UMKM Masuk E-Katalog Disanksi Potong DAK dan Tahan DAU
Ditambah lagi, pemulihan ekonomi juga masih tertatih-tatih di level global.
“Maka kalau kita nggak fokus juga untuk menggarap pasar dalam negeri kita, itu nanti akan negara lain yang kesulitan mencari, katakanlah pasar-pasar, ya karena ada perang itu. Kan mereka harus mengalihkan produknya, nah Indonesia akan menjadi sasaran empuk,” ucapnya.
“Kalau tidak memproteksi diri atau katakanlah melakukan upaya untuk bisa mendorong produk dalam negeri,” lanjutnya.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Jokowi marah kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo perihal alat kesehatan dan alat mesin pertanian yang masih impor dari negara lain.
Baca Juga: Jokowi Ancam Umumkan Kepala Daerah yang Tak Dorong UMKM Masuk E-Katalog
Amarah Presiden Jokowi itu disampaikan saat pengarahan kepada menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan badan usaha milik negara (BUMN) tentang aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).
“Alkes, Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi, saya lihat di Jogja ada, Bekasi, Tangerang ada, beli impor, mau kita terus-teruskan,” ucap Jokowi.
“Silakan! nanti mau saya umumkan kok, saya kalau sudah jengkel, ini saya umumin nanti, ini Rumah Sakit Daerah beli masih impor, Kementerian Kesehatan masih impor, saya baca nanti,” lanjutnya.
Presiden Jokowi tidak mengkoreksi kerja Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang masih melakukan impor dalam pengadaaan alat kesehatan, tapi juga terhadap dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca Juga: Jokowi Minta Sebanyak 20 Juta Produk UMKM 'Onboarding' Digital pada 2022
“Alsintan, Menteri Pertanian, apa traktor-traktor kaya gitu bukan high tech aja, impor, jengkel saya!” kata Presiden Jokowi.
“Saya kemarin dari Atambua, nanam jagung saya lihat ada traktor ada alsintan, aduh nggak boleh pak menteri, nggak boleh (pakai barang impor, red),” tambah Jokowi.
Bukan hanya Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian yang kena sentil Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut.
Presiden Jokowi juga mengkritisi pembelian sejumlah barang di institusi Polri dan TNI yang juga masih impor.
“CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV aja beli impor,” kata Presiden Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.