JAKARTA, KOMPAS.TV - Sosok ini kerap disapa Bang Haji Kiki, lengkapnya KH Muhammad Syauqi MZ. Ia adalah pendakwah dan merupakan putra dai sejuta umat yang begitu terkenal, almarhum KH Zainudin MZ.
Mungkin banyak yang tidak tahu, sosok ini meneruskan estafet ayahandanya berkeliling Indonesia, berdakwah sekaligus mengajarkan Al Quran.
Muhammad Syauqi sendiri lahir di Jakarta pada 30 April 1979. Ia sedari kecil mengaji bersama ayahnya dan sejumlah majelis taklim di Jakarta.
Lantas, ia berguru ke beberapa pondok pesantren seperti Miftahul Huda, asuhan KH Choer Affandi dan di Pesantren Tebuireng, Jombang di Jawa Timur.
Baca Juga: Sosok Habib Ali Kwitang, Ulama Berpengaruh di Tanah Betawi
Sepeninggal ayahanya pada 5 Juli 2011, Muhammad Syauqi MZ lantas sering berada di pusara sang ayah.
Seperti dikutip dari Fakultas Dakwah UIN Jakarta tentang perjuangan dia berdakwah dan berusaha meneruskan gagasan sang ayahanda. Namun, perjuangan ini tidak datang begitu saja.
Saat ayahandanya wafat ia menyadari betapa pentingya meneruskan estafet perjuangan ayahandanya. Lantas, ia akhirnya membaca buku-buku dan kitab almarhum.
Tak dinyana, ia pun diminta untuk memimpin doa, menggantikan ayahandanya oleh para warga.
Hal itupun terus menerus terjadi hingga ia pun berceramah di banyak tempat di Indonesia.
“Bang Haji kiki lebih mengutamakan dakwah di kampung-kampung, dalam berdakwah tidak mementingkan kelas atas maupun bawah,” tulis Haikal Ramadan di situs resmi UIN Jakarta tersebut.
Dalam sebuah kesempatan dakwah di Kalimantan Barat, misalnya, Muhammad Syauqi berupaya mengajak masyarakat berperan serta dalam Gerakan Wakaf Sejuta Al Quran.
Hal itu diungkapkan saat memberikan tausiah dalam Safari Dakwah Subuh di Masjid Al- Ikhlas Parit Mayor, Kota Pontianak, Rabu 16 Maret 2022.
"Indonesia masih darurat Al Quran. Artinya jumlah Al Quran berdasarkan data yang ada dengan jumlah penduduk masih ada ketimpangan yang besar. Itu tanggung jawab kita bersama melalui Gerakan Wakaf Al Quran. Wakaf ini ibadah yang cerdas dan bekal kelak kita di akhirat," ujarnya seperti dikutip Antara.
Ia menambahkan, berdasarkan penelitian tentang Alquran di Indonesia, terdapat 52 persen dari total penduduk Islam di Indonesia bisa baca Alquran.
"Sedang sisanya 48 persen masih buta huruf Hijaiyah atau buta baca Al Quran. Satu di antara faktornya tidak memiliki Alquran," jelas dia.
Baca Juga: Inilah Masjid Tertua di Jakarta, Usianya 495 Tahun
Ia pun bercerita, dalam perjalanannya mengunjungi banyak tempat di Indonesia ia menemui banyak umat Islam yang memang membutuhkan terkait pemahaman Al Quran.
"Dari perjalanan kami ke pelosok masih ditemukan imam saat membaca surah Al Quran yang merupakan rukun salat masih ada kesalahan. Padahal itu kan rukun. Kalau rukun tidak tepat maka salat jadi tidak sah," katanya.
Itulah sekelumit kisah tentang sosok putra dari dai sejuta umat. Sosok yang kini berusaha meneruskan kiprah ayahandanya KH Zainudin MZ menjadi lentera bagi banyak umat Islam di Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.