Baca Juga: KSAD Jenderal Dudung Ingatkan Bahaya Radikalisme dan Imbau Jajarannya Selektif Pilih Penceramah
Selain memberikan lima indikasi untuk mengetahui seorang penceramah masuk kategori radikal atau tidak.
Ahmad juga memberikan tiga strategi yang dilakukan kelompok radikal dalam menyebarkan paham yang dipercayanya.
Strategi kelompok radikalisme ini bertujuan untuk menghancurkan Indonesia melalui berbagai cara, seperti menanamkan doktrin dan narasi di tengah masyarakat.
Tiga strategi kelompok radikalisme ini, pertama mengaburkan, menghilang bahkan menyesatkan sejarah bangsa.
Baca Juga: Mahfud Ungkap 3 Jenis Ekstremisme yang Mengarah Tindakan Terorisme
Kedua, menghancurkan budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Ketiga, mengadu domba di antara anak bangsa dengan pandangan intoleransi dan isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Menurut Ahmad, strategi itu dilakukan dengan mempolitisasi agama yang digunakan untuk membenturkan agama dengan nasionalisme, serta agama dengan kebudayaan luhur bangsa.
Proses penanamannya dilakukan secara masif di berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk melalui penceramah radikal tersebut.
"Inilah yang harus menjadi kewaspadaan kita bersama dan sejak awal untuk memutus penyebaran infiltrasi radikalisme ini salah satunya adalah jangan asal pilih undang penceramah radikal ke ruang-ruang edukasi keagamaan masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: JK: Tak Semua Penceramah di Masjid yang Mengkritik Pemerintah Itu Radikal dan Mengacau Negara
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.