Menurut ahli epidemiologi genetik Tim Spector di King’s College London, gejala Delta paling sering dikeluhkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek. Sementara itu, demam, batuk, dan kehilangan penciuman dilaporkan lebih jarang.
Di lain sisi, gejala Omicron, keluhan yang paling sering muncul adalah pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan.
Secara keseluruhan, analisis Tim Spector menemukan tidak ada perbedaan yang jelas dalam gejala Delta dan Omicron.
Berikut gejala Covid-19 pada umumnya, berdasarkan CDC.
Gejala varian Delta sebenarnya sama dengan Covid-19 versi asli, namun dokter melihat varian Delta membuat orang lebih cepat sakit, terutama bagi orang yang lebih muda, tidak divaksinasi dan memiliki komorbid.
Penelitian terbaru menemukan bahwa varian Delta berkembang lebih cepat di saluran pernapasan.
Dokter Kesehatan UC Davis telah mencatat bahwa sejumlah pasien yang tidak divaksinasi dan memiliki komorbid lebih parah dari yang sudah divaksin.
Gejala Omicron tidak separah varian Delta maupun varian yang sebelumnya, tapi bagi lansia, dan orang yang belum divaksin serta memiliki komorbid, tetap berpotensi sakit yang parah hingga bisa berujung kematian.
Peter Ching-Hong dari University of California mengatakan orang yang tidak divaksinasi akan bergejala selama lima hari atau lebih.
Namun mereka yang menerima vaksin lengkap hanya punya gejala 1-2 hari.
Melansir UC Davis Health, orang yang divaksinasi tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala yang sangat ringan saat mereka terjangkit varian Delta.
Gejala yang sering muncul mirip dengan flu biasa, seperti batuk, demam atau sakit kepala, dengan tambahan kehilangan penciuman yang signifikan.
Orang yang tidak divaksin juga tidak tertutup memiliki kemungkinan mengalami gejala yang lebih parah seperti kesulitan bernapas dan sesak napas.
Menurut laporan dari Indiatimes, sakit kepala, pilek, nyeri sendi, sakit tenggorokan adalah beberapa gejala umum yang dilaporkan pasien Omocron yang divaksinasi lengkap.
Newsweek melaporkan, jarang ada pasien Omicron yang sudah vaksin booster mengalami kesulitan bernapas atau napas pendek.
Gejalanya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, namun tidak sampai mengganggu seperti varian lain.
Gejala Omicron setelah vaksin booster yang paling parah biasanya disertai demam atau sedikit pegal-pegal di badan.
Meskipun varian Covid-19 dapat berbeda dalam tingkat keparahan, penularan, dan gejalanya, semua masih merupakan virus SARS-CoV-2.
Artinya, baik Delta maupun Omicron, tindakan pencegahan utama tetap melakukan vaksin, memakai masker, jaga jarak, dan protokol kesehatan lainnya.
Kendati Omicron disebut lebih ringan dari Delta, ahli tetap menyarankan untuk selalu berhati-hati.
“Sementara Omicron tampaknya kurang parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ‘ ringan,’” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, PhD, dikutip dari Health.
“Sama seperti varian (Covid-19) sebelumnya, Omicron tetap bisa membuat orang masuk rumah sakit, dan menyebabkan kematian,” ujarnya.
Sumber : Health, Kominfo Jatimprov, Indiatimes
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.