Alat tersebut kini dibawa ke Dinas pengembangan dan Penelitian TNI AL (Dislitbangal) untuk mengetahui sejumlah data yang diambil dari perairan Indonesia. Termasuk juga menelusuri siapa pemilik alat tersebut.
Baca Juga: KSAL Yudo Margono Tegaskan Tak Ada Ribuan Kapal Asing di Laut Natuna: KRI dan Pesawat Kita Standby
"Ada kemungkinan alat ini masih menyimpan data-data. Kalau seandainya masih bisa di ambil data-datanya kemungkinan besar kita tahu misi daripada alat ini," ujar Benny.
Benny menambahkan sejauh ini sudah tiga alat survei bawah laut yang ditemukan di perairan Indonesia.
Ke depannya TNI bakal lebih detal lagi dalam melakukan pengawasan keamanan khususnya di perairan kepulauan selayar.
Baca Juga: Kapal TNI AL Makassar Kirim Logistik Untuk Korban Gempa Selayar
Terlebih perairan kepulauan selayar menjadi jalur laut yang ramai dilewati kapal-kapal militer maupun sipil yang mempunyai misi-misi tersendiri dengan memanfaatkan situasi lenggangnya keamanan perairan Indonesia yang luas.
"ke depan Kami akan lebih detail lagi melakukan pengawasan, kaitannya dengan keamanan laut khususnya di perairan kepulauan selayar," ujar Benny.
Adapun alat yang kini dibawa ke Dislitbangal ini terdapat sebuah tulisan dengan bahasa Inggris.
Di badan benda mirip rudal tersebut terdapat sebuah peringatan "mengandung tekanan gas Co2, jangan sampai suhu di atas 130F (54C)" dengan Bahasa Inggris.
Baca Juga: Korsel Tawarkan Hibah 3 Kapal Jenis Korvet, TNI AL Kaji Kelayakan dan Usia Kapal
Di ujung alat khusus itu juga terdapat tulisan berwarna merah Made In USA lengkap dengan bendera Negara Amerika Serikat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.