Hal ini tentu memerlukan peran masyarakat, kata Mahfud, apalagi ahli agama dan organisasi keagamaan yang memiliki kompetensi dan legitimasi.
“Dalam konteks inilah saya yakin organisasi dan jamaah JATMI dapat memiliki peran besar bersama organisasi keagamaan lain dan pemerintah," tambah Mahfud.
Baca Juga: Mahfud MD Terangkan Penyebab Bentrok di Maluku Tengah, Tak Ada Motif SARA
Mahfud MD lantas menjelaskan soal sikap toleransi beragama dan konsep kalimatun sawa. Sikap toleran, papar Mahfud, tidak cukup hanya mengatakan toleransi dan membiarkan ada orang berbeda.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa konsep ini harus ditingkatkan dalam akseptasi atau penerimaan. Yakni tidak hanya sekadar memaklumi perbedaan, tapi menerima untuk saling bekerjasama demi kemajuan bersama.
Mahfud mencontohkan, dalam kontek berbangsa dan berbegara, agama Kristen, Hindu, Budha dan Islam memiliki Kalimatun Sawa atau titik temu. Yakni sebuah visi yang sama dalam membangun bangsa yang bisa dipertemukan.
"Misal, Kristen, Hindu, Budha dan Islam punya Kalimatun Sawa, bahwa pemimpin harus adil, pemilu harus jujur, itu Kalimatun Sawa," tambahnya.
Baca Juga: Di Muktamar Wahdah Islamiyah, Wapres: Pancasila itu Kalimatun Sawa, Harus Dijaga Umat Islam
Lebih praktis lagi, ia mencontohkan soal bagaimana penerapan kalimatun sawa dalam konsep bernegara.
"Kalau saya mau beribadah hari Jumat, ya sholat Jumat, yang mau ke Gereja, ya silahkan ke gereja, itu bukan Kalimataun Sawa. Tapi membangun negeri itu bersama-sama, itulah Kalimatun Sawa," tegas Mahfud.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.