JAKARTA, KOMPAS.TV - Peristiwa terdamparnya truk jenis multi axle di Tanjakan Wadon, Desa Tenjo Laut, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (28/1/2022) lalu, telah menyita perhatian publik.
Diketahui, truk tersebut tak sanggup melewati jalan yang miring karena sedang mengangkut muatan besar, yaitu trafo Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITET) dengan total berat mencapai 150 ton.
Wakil tim pengawal truk itu yang bernama Dani mengatakan, armadanya tersebut telah menempuh perjalanan selama kurang lebih 16 hari, dari Tasikmalaya dengan tujuan akhir di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
"Tapi, pas di Tanjakan Gentong, (perjalanan) kami sampai siang karena jalurnya sulit. (Truk) kami kecepatannya hanya 15 km/jam," jelas Dani dikutip dari Tribun Jabar, Jumat.
Baca Juga: Tak Mampu Lewati Tanjakan, Truk Pengangkut Trafo Seberat 150 Ton Terdampar di Bandung Barat
Meski truk jenis multi axle bukan merupakan sesuatu yang baru di Indonesia, berangkat dari kejadian itu kini makin banyak orang yang penasaran dengan alat transportasi raksasa tersebut.
Untuk menjawab rasa penasaran itu, KOMPAS TV telah merangkum informasi-informasi mengenai truk multi axle, melansir dari laman resmi LRT Jabodebek.
Sebagai armada pengangkut barang berat, salah satu ciri truk multi axle yang begitu mencolok ada di rodanya, yang berjejer begitu banyak hingga bisa mencapai seratus lebih.
Selain itu, truk multi axle juga memiliki peralatan yang lengkap untuk menunjang fungsinya, meliputi suspense hidrolik silinder, mesin diesel, hingga sistem kemudi hidrolik dan mekanik.
Tak lupa, lubang pengait pada truk ini jumlahnya ada dua, terletak di bagian depan dan belakang. Sehingga truck head atau kepala truk tetap dapat menariknya.
Baca Juga: Sopir Truk dalam Kecelakaan Maut di Balikpapan Jadi Tersangka, Terancam 6 Tahun Penjara
Setiap kali beroperasi untuk mengantarkan alat atau barang berat, biasanya truk multi axle didampingi oleh dua truck head.
Adanya dua truck head tersebut ditujukan untuk merespons keadaan darurat, sehingga bisa lebih sigap apabila terjadi perubahan rencana dalam perjalanannya.
Di samping itu, penggunaan sepasang truck head juga dapat membantu truk multi axle ketika hendak berbalik arah.
Jadi, perputaran haluan cukup dilakukan oleh head truck saja dan tidak perlu dilakukan oleh satu rangkaian truk multi axle.
Baca Juga: KNKT: Dimensi Truk Kecelakaan Maut di Balikpapan Lebih Lebar dari Dimensi Awal
Biasanya, truk multi axle melakukan perjalanannya pada malam hari, karena tidak dapat mengakses ruas jalan tol.
Hal tersebut dilakukan demi menghindari kepadatan volume kendaraan di jalan raya pada siang hari dan agar tidak menganggu kepentingan umum.
Dalam melakukan sebuah perjalanan, truk multi axle memiliki banyak kru dengan tiga orang supir yang biasa disebut sebagai pilot.
Setiap pilot truk multi axle bertanggung jawab untuk memastikan perjalanan armadanya lancar hingga ke lokasi tujuan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.