JAKARTA, KOMPAS.TV – Transmisi lokal mendominasi penambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia dalam dua pekan terakhir.
Penjelasan itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, dalam konferensi pers Hasil Rapat Terbatas Evaluasi PPKM, melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
Menurut Luhut, dalam sepekan terakhir terjadi peningkatan kasus varian Omicron di Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah, kasus di Jawa Bali mendominasi pengingkatan kasus.
“Kasus di Jawa Bali mendominasi kasus harian yang naik. Kenaikan di Jawa-Bali masih bersumber dari wilayah aglomerasi Jabodetabek,” ujarnya menjelaskan.
Baca Juga: Pemerintah Tak Akan Berlakukan PPKM Darurat atau Lockdown Meski Ada Lonjakan Omicron, tapi...
Dari penambahan kasus tersebut, penularan yang disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) hanya menyumbang di bawah 10 persen dari total kasus.
“Selain itu kasus yang disebabkan oleh PPLN di bawah 10 persen dari total kasus nasional, dari sini bisa disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah mendominasi,” tegasnya.
Luhut menambahkan, saat ini pemerintah masih terus mewaspadai tren positivity rate, meskipun secara keseluruhan PCR dan antigen positivity rate masih di bawah lima persen.
“Tapi positivity rate PCR terus meningkat dan hampir mencapai 9 persen.”
Meskipun kasus meningkat, lanjut Luhut, pemerintah masih memiliki kendali penuh dalam menghadapi varian Omicron ini, sehingga peningkatan kasus relatif terkendali.
Jika dibandingkan dengan jumlah kasus aktif harian pada varian Delta, saat ini jumlah kasus masih lebih rendah lebih dari 90 persen.
Demikian pula dengan tingkat keterisian tempat tidur atau BOR yang maih jauh lebih baik daripada saat kenaikan varian Delta beberapa waktu lalu.
“Saat ini BOR di Jawa-Bali juga lebih baik jika dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60 persen,” tuturnya.
Selain itu, kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhit masih pada tingkat yang sangat rendah.
Namun, pemerintah tetap mewaspadai kenaikan kasus, terutama melihat angka repoduksi efektif mulai mengalami peningkatan, yang di Jawa mencapai satu dan di Bali lebih dari satu.
Baca Juga: Pasien Omicron Meninggal, Diidentifikasi Belum Vaksin dan Punya Komorbid
Berkaca dari kasus di Afrika Selatan, pemerintah memprediksi kasus akan terus meningkat.
“Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan proyektor di Afrika Selatan.”
Menurutnya, tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan dan penggunaan peduli lindungi menjadi salah satu faktor.
Saat ini tingkat vaksinasi di Jawa-Bali mencapai 91 persen untuk dosis satu umum dan 71 persen untuk dosis satu lansia. Selain itu vaksinasi dosis satu dan dua di Jawa Bali untuk anak juga meningkat pesat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.