JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang anggota TNI AD bernama Pratu Sahdi tewas setelah dikeroyok sejumlah orang tak dikenal di kawasan Jakarta Utara pada Minggu (16/1/2022).
Korban tewas akibat luka sabetan senjata tajam.
Dilansir dari Tribunnews.com, sosok Pratu Sahdi merupakan prajurit TNI AD yang bertugas di kesatuan Yonif Raider Kostrad 303/Setia Sampai Mati bermarkas di Cikajang, Garut, Jawa Barat.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Angkat Bicara soal Kasus Prajurit Tewas Dikeroyok: Kita Akan Kawal
Sebagai anggota Raider, Pratu Sahdi ternyata telah menyandang Brevet Cakra.
Hal itu menunjukkan bahwa Pratu Sahdi mempunyai kemampuan khusus.
Anggota Yonif Raider Kostrad yang menyandang Brevet Cakra disebut memiliki kemampuan tangguh dan tegas.
Selain itu, sebagai prajurit ia memiliki kesaktian ‘Cakra’ artinya senjata cakra.
Berdasarkan penjelasan yang dikutip dari laman Kostrad, Cakra diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah merupakan juru selamat ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.
Dilansir dari Grid.id, untuk memiliki kualifikasi khusus dan memperoleh brevet Cakra, para prajurit Kostrad harus melalui latihan Standarisasi Kostrad.
Baca Juga: Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok di Jakut, Jenderal Andika Perkasa Tuntut Keadilan
Latihan yang dilakukan untuk membangun jiwa korsa yang kuat serta mewujudkan kemampuan yang andal dalam melaksanakan tugas di medan operasi, baik di hutan gunung, rawa laut dan perkotaan.
Selain itu, latihan tersebut juga dilakukan guna terwujudnya prajurit Kostrad yang memiliki kemahiran dan kemampuan dalam gerakan perorangan, bernavigasi darat, bela diri dan menembak dengan nilai minimal 80 serta fisik yang prima.
Seperti diketahui, pengeroyokan yang menewaskan Pratu Sahdi terjadi di Jalan Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1) kemarin sekitar pukul 03.00 WIB.
Berdasarkan keterangan yang diterima KOMPAS.TV, pengeroyokan terjadi saat Pratu Sahdi bersama dua rekannya menuju Waduk Pluit.
Salah satu teman Sahdi kemudian meminta berhenti untuk buang air kecil.
Baca Juga: Jenderal Andika Komentari Kasus Prajurit AD Dikeroyok Hingga Tewas: Kami Monitor, Tidak Intervensi
Sesaat selesai buang air kecil, dia melihat para korban sudah tersungkur dan bersimbah darah. Pelaku langsung berhamburan meninggalkan korban.
Selain Pratu Sahdi, satu orang yang merupakan warga sipil berinisial SM ikut menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Saat ini, korban SM diketahui dalam kondisi kritis dan mendapatkan bantuan medis dari Rumah Sakit Atmajaya, Jakarta Utara.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Wibowo mengatakan pelaku pengeroyokan terhadap Pratu Sahdi dan dua warga sipil berjumlah enam orang.
Baca Juga: Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok di Penjaringan, Polisi Tangkap Satu Pelaku
Hal itu diketahui polisi setelah memeriksa tiga orang saksi. Ketiga saksi menyatakan bahwa pelaku berjumlah enam orang. Sedangkan korbannya tiga orang, yakni satu dari anggota TNI yang meninggal dunia dan dua dari masyarakat.
"Kami sudah amankan tiga orang. Satu sudah dijadikan tersangka berinisial R, dua orang sebagai saksi," kata Wibowo melalui keterangan resminya yang dikutip pada Selasa (18/1).
Wibowo mengatakan, satu tersangka berinisial R yang saat ini ditahan di Polsek Penjaringan merupakan bukanlah pelaku penusukan.
Namun, R ikut membantu dalam pengeroyokan korban Pratu Sahdi.
"Perlu kami sampaikan peran R ini membantu memiting korban ketika korban ini dipukul oleh tersangka B," kata Wibowo.
Baca Juga: Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok Orang Tak Dikenal Bersajam di Jakarta Utara
Wibowo menambahkan, R dibekuk di kawasan Pademangan, Jakarta Utara. Selanjutnya, tersangka yang menusuk korban S hingga meninggal dunia adalah pria berinisial B.
Kini B dan keempat tersangka pengeroyokan lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Tersangka B dan lima rekannya berstatus DPO. Tersangka B ini yang melakukan penusukan terhadap korban hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," ucap Wibowo.
Wibowo meminta masyarakat terus mempercayakan serta mendoakan polisi agar bisa menangkap seluruh tersangka dan menyelesaikan penyelidikan kasus ini.
Wibowo mengatakan, sejumlah saksi di lokasi kejadian sudah diperiksa oleh tim gabungan Polsek Metro Penjaringan bersama Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara.
Baca Juga: Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok di Penjaringan, Polisi Tangkap Satu Pelaku
Hingga kini total saksi yang sudah diperiksa mencapai 11 orang.
Berdasarkan informasi yang dperoleh dari para saksi yang diperiksa, kejadian itu bermula dari enam tersangka yang sedang mencari seseorang di kawasan Waduk Pluit, Jakarta Utara, pada Minggu sekitar pukul 03.00 WIB dinihari.
Para tersangka mendatangi korban yang saat itu sedang meneguk kopi bersama rekannya SM di salah satu warung di kawasan Waduk Pluit tersebut.
Namun terjadi cekcok hingga pengeroyokan yang berakibat S meninggal dunia setelah tersangka B memukul dan menusuknya.
Dua korban lainnya, yakni SM dan S turut menjadi sasaran pengeroyokan hingga SM harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Atmajaya karena kondisinya kritis.
Sedangkan S mengalami luka sabetan ringan.
Baca Juga: Fakta-fakta Anggota TNI AD Tewas Dikeroyok di Penjaringan, Terdapat Luka Sabetan
Sumber : Tribunnews/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.