“Ketiga, ini yang terpenting, beliau sepertinya ingin mengikuti langkah Presiden Jokowi," jelas Hari.
Menurut Hari, Jokowi bisa menjadi Presiden salah satunya karena mengaktifkan politik populisme.
Politik populisme saat ini masih menjadi pilihan masyarakat dalam menentukan siapa calon presiden mereka.
"Saya pikir saat ini Jenderal Dudung adalah jenderal yang paling populer dibandingkan dengan jenderal lainnya,” katanya.
Hari menambahkan, Dudung telah diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Sehingga, Dudung tidak perlu lagi dukungan dari PDIP.
Bahkan, lanjut Hari, Dudung tidak memerlukan berpasangan dengan Puan Maharani yang elektabilitas masih sangat rendah.
"Kondisi semacam ini, mau tidak mau, PDIP ‘terpaksa’ akan mencalonkan Dudung sebagai Presiden 2024, sebelum Dudung diusulkan oleh Partai lain,” katanya.
“Atau dengan kata lain, siapa pun menjadi cawapresnya, tanpa harus disandingkan dengan Puan atau, tanpa harus disandingkan dengan Gibran, Dudung akan melenggang bebas di tahun 2024," pungkasnya.
Baca Juga: Momen KSAD Jenderal Dudung Nyanyi Lagu "Ayo Ngopi", Ternyata Ini Arti dari Lagu Ciptaannya!
Sementara itu, sejauh ini nama Dudung belum banyak muncul di sejumlah survei terkait Capres 2024.
Hasil survei terbaru yang dilakukan Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menyebut bahwa elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersaing ketat dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Temuan indEX Research menunjukkan Prabowo Subianto kembali memimpin dengan elektabilitas 20,3 persen," kata Peneliti indEX Research Reza Reinaldi melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Pada urutan kedua, ada nama Ganjar Pranowo membayanginya dengan elektabilitas mencapai 20,0 persen.
Jauh di belakang Prabowo dan Ganjar, ada Anies Baswedan yang bersaing ketat dengan Ridwan Kamil masing-masing memperoleh elektabilitas 10,6 persen dan 10,2 persen.
"Prabowo dan Ganjar makin tak terkejar di bursa Capres 2024, disusul oleh Anies dan Ridwan Kamil yang bersaing ketat," ujar dia.
Di bawah Anies dan Ridwan Kamil, ada dua figur lain juga bersaing yaitu Sandiaga Uno memperoleh elektabilitas 7,1 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono 5,3 persen.
Selain itu, masih ada sejumlah nama lain yaitu Erick Thohir 4,4 persen, Tri Rismaharini 4,0 persen, Khofifah Indar Parawansa 2,1 persen dan Giring Ganesha 2,0 persen.
Kemudian ada juga nama-nama yang merupakan figur kuat di tubuh partai politik yakni Puan Maharani 1,6 persen dan Airlangga Hartarto 1,0 persen.
Baca Juga: Hasil Majelis Syura PKS: Tolak Penundaan Pemilu, PT 20 Persen dan Jelaskan Kriteria Capres-Cawapres
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.