Baca Juga: Penjelasan BMKG Soal Gempa Susulan Sebanyak 33 Kali yang Guncang Selat Sunda
"Beberapa dukungan tersebut meliputi tiga set tenda pengungsi, 300 selimut, 5.000 masker KF94, 500 paket perlengkapan keluarga dan permakanan," ujar Abdul.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi di selatan Banten, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng samudra Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng benua Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," ujar Dwikorita saat jumpa pers melalui kanal YouTube BMKG, Jumat (14/1/2021).
Baca Juga: Gempa M 6,6 Bikin Kegiatan Kemendagri di Pandeglang Berantakan, 150 Orang yang Ikut Acara Bubar
Dwikorita menjelaskan dalam catatan sejarah kegempaan sejak tahun 1851 hingga 2019 telah terjadi delapan kali gempa di wilayah tersebut.
Delapan kali gempa tersebut menimbulkan tsunami kecil hingga tsunami besar dengan ketinggian 30 meter.
Namun, sambung Dwikorita, gempa di selatan Banten ini tidak berpotensi tsunami.
Kemudian hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan sebanyak lima kali dengan magnitudo terbesar besar berkekuatan M 5,7.
Baca Juga: Banten Sudah Diguncang Gempa Besar Sejak 1851
"Terprediksi tidak berpotensi tsunami, nampaknya terverifikasi tidak terjadi tsunami," ujar Dwikorita.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.