JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang Pandeglang, Banten, dan juga terasa di daerah lainnya di sekitar Jabodetabek. Gempa ini berpusat di laut sekitar 132 kilometer di arah Barat Daya Pandeglang.
Terkait hal itu, BMKG dalam konferensi pers, Jumat (14/1/2022), menyampaikan peristiwa gempa dan tsunami di Selat Sunda yang berdampak di daerah sekitarnya sudah beberapa kali terjadi.
Menurut catatan BMKG, setidaknya sebelum gempa pada Jumat (14/1/2022) sore, sudah pernah juga terjadi gempa dan tsunami sebanyak 8 kali di Selat Sunda.
Baca Juga: Cerita Warga Detik-Detik Menegangkan Gempa Banten, Terasa Kuat di Jakarta, Depok, hingga Bandung
"Total ada delapan kejadian gempa yang pernah terjadi sebelumnya, sejak tahun 1851," ujar Kepala BMKG Dwikorita pada konfrensi pers, Jumat (14/1/2022), sore.
Berikut adalah data sejarah gempa dan tsunami Selat Sunda.
1. Mei 1851, di Teluk Betung dan Selat Sunda, pasca gempa kuat teramati tsunami setinggi 1,5 meter.
2. 9 Januari 1852, terjadi gempa kuat selanjutnya terjadi tsunami kecil.
3. 27 Agustus 1883 , terjadi tsunami dahsyat di atas 30 meter akibat erupsi Krakatau.
4. 23 Februari 1903 terjadi gempa magnitudo 7,9 berpusat di Selatan Selat Sunda yang merusak di Banten.
5. 28 Maret 1928 terjadi tsunami kecil yang teramati di Selat Sunda pasca gempa kuat.
6. 22 April 1958 terjadi gempa kuat di Selat Sunda diiringi dengan kenaikan permukaan air laut / tsunami.
7. 22 Desember 2018, Selat Sunda dilanda tsunami akibar longsoran Gunung Anak Krakatau.
8. 2 Agustus 2019 terjadi gempa magnitudo 7,4 yang merusak di Banten dan sekitarnya.
Baca Juga: BMKG Jelaskan Pemicu Gempa Banten M 6,7, Jenis Dangkal hingga Terjadi 2 Kali Gempa Susulan
Terkait gempa yang baru terjadi Kepala BMKG Dwikorita mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.