JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dilaporkan ke KPK oleh Poros Nasional Pemberantasan Korupsi (PNPK).
Ganjar dilaporkan atas kasus dugaan korupsi e-KTP pada Kamis (6/1/2022) kemarin.
Ganjar memberi tanggapan singkat mengenai pelaporan tersebut.
"Aku kudu ngomong opo? (aku harus mengatakan apa)“ ujar Ganjar saat ditemui di Rumah Dinas, Puri Gedeh, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Sementara itu, menurut laporan KOMPAS.TV sebelumnya, relawan Sahabat Ganjar Pranowo (SGP) masih tetap akan memberikan dukungan penuh untuk maju menjadi calon presiden.
Baca Juga: Ganjar dan Ahok Dilaporkan ke KPK oleh PNPK
Mereka berencana melaporkan balik Presidium PNPK, jika laporan kasus dugaan korupsi e-KTP tersebut tidak terbukti.
Ganjar Pranowo lahir pada 28 Oktober 1968 di Karanganyar, Jawa Tengah.
Melansir buku 'Anak Negeri: Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo' oleh Gatotkoco Suroso, nama asli dari Ganjar Pranowo adalah Ganjar Sungkowo yang berarti Ganjaran dari Kesusahan/Kesedihan (Sungkowo).
Namun, saat masa sekolah nama Sungkowo diganti dengan Pranowo karena ketakutan orang tuanya jika sang anak kelak 'selalu berkubang kesialan dan kesusahan'.
Alumni Fakultas Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2009-2013 silam.
Baca Juga: KPK Verifikasi Laporan Kasus Korupsi yang Menyasar Ahok dan Ganjar Pranowo
Saat itu, ia menggunakan tagline 'Mboten Korupsi Mboten Ngapusi' (tidak korupsi tidak membohongi) dan berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan (PDIP).
Ia lantas terpilih kembali sebagai Gubernur Jawa Tengah dengan masa jabatan 2018-2023.
Selain itu Ganjar Pranowo digadang-gadang menjadi salah satu kandidat kuat sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024.
Bahkan, berdasarkan hasil survei Indopol, Ganjar menduduki posisi teratas terkait elektabilitas simulasi calon presiden.
Elektabilitas mantan anggota DPR RI yang tinggi itu membuat suhu politik internal PDIP sempat memanas.
Pasalnya, hal itu dianggap sebagai hambatan putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani untuk maju sebagai calon presiden atau wakil presiden dari PDIP.
Hal itu terlihat dari Ganjar yang tidak diundang dalam acara koordinasi partai untuk seluruh kader PDI-P beserta kepala daerah partai tersebut di Jawa Tengah.
Kemudian pernah pula Setya Novanto, terpidana kasus korupsi e-KTP sempat menuding Ganjar Pranowo, menerima uang suap dari anggaran proyek Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Dilaporkan Terkait e-KTP, Relawan: Setiap Mau Kontestasi Politik Keluar Isu Ini
Adu mulut bahkan terjadi antara Setya dan Ganjar saat persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, 2 Agustus 2018 lalu.
Setya Novanto kala itu mengatakan mantan anggota Komisi II dari Fraksi Golkar, Mustokoweni, mengaku kepadanya telah memberikan uang suap kepada Ganjar.
Namun, saat itu Ganjar membantah habis-habisan tudingan dari Setya Novanto.
"Mustokoweni janjikan pernah ingin berikan langsung tapi saya tolak. Kalau Miryam katakan pernah berikan, di depan Pak Novel (Baswedan—penyidik KPK), dia katakan tidak pernah berikan uang kepada saya. Andi Narogong juga sama seperti itu. Cerita itu tidak benar," kata Ganjar seperti dilansir dari BBC.
Kini, Ganjar Pranowo harus menghadapi kasus yang sama, dugaan korupsi e-KTP yang dilaporkan oleh PNPK.
Sumber : Kompas TV, BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.