Karena itu, secara iman Muhammadiyah mengawal agar tidak ada lagi masyarakat yang salah tanggap menghadapi pandemi Covid-19.
“Padahal dalil agama jelas, kita itu diperintahkan Rasul l'aa dharara wala dhirar', Janganlah kalian melakukan perbuatan yang membahayakan diri dan juga membahayakan orang lain,” katanya.
Baca Juga: Musim Dingin Tiba, Warga Muhammadiyah di India Keliling Bagi Selimut dan Makanan untuk Duafa
Prinsip ini yang oleh Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) kemudian dikawal agar masyarakat itu menghadapi pandemi itu dengan nilai-nilai iman yang benar.
Kedua, Muhammadiyah mengawal gerakan menghadapi pandemi dengan prinsip ilmiah ilmu yang benar.
Ia mencontohkan, saat pandemi melanda China kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, Muhammadiyah langsung mengundang pakar untuk menilik soal virus ini.
Berbagai pandangan serta penelitian kemudian lahir yang menjadi dasar Muhammadiyah untuk bergerak dalam menangani pandemi Covid-19.
"Kampus-kampus besar kita ajak berdiskusi agar yang kita lakukan itu sesuai dengan kaidah ilmiah," kata dia.
Ketiga prinsip harokah berarti seluruh gerakan dalam menghadapi pandemi ini harus menjadi gerakan yang terstruktur dan bersinergi bersama lembaga lain.
Semua persyarikatan, organisasi mandiri, serta relawan Muhammadiyah turun tangan menghadapi virus ini.
"Karena tidak mungkin menyelesaikan pandemi itu sendirian, tidak mungkin, maka prinsip harokah," ungkap Agus Taufiqurrahman.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.