JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terpantau meningkat di dua bulan terakhir ini.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada November 2021 lalu, tercatat jumlah kasus DBD mencapai lebih dari 700 ribu kasus.
Melansir Kompas.com, sepanjang bulan November hingga Desember 2021, sebanyak 600 warga usia balita hingga dewasa yang terjangkit DBD di wilayah Jakarta Selatan.
Saat ini merupakan masa penularan penyakit infeksi Dengue terutama bagi daerah-daerah yang intensitas curah hujan cukup tinggi.
Baca Juga: Angka Kasus Meningkat, Dinkes Kabupaten Madiun Lakukan Fogging di Wilayah Rawan DBD
DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Kasus DBD kerap terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.
Demam berdarah ringan menyebabkan demam tinggi dan gejala seperti flu. DBD yang parah dapat menyebabkan pendarahan, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dan kematian.
Gejala Demam Berdarah tidak terlalu berbeda dengan penyakit lainnya seperti Flu dan demam.
Namun, gejala DBD bisa dilihat dari salah satu dari tanda atau kondisi kesehatan berukut ini.
Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan berbahaya bahkan bisa menimbulkan kematian.
Baca Juga: Intensitas Hujan Semakin Tinggi, Angka Kasus DBD di Depok dan Tangerang Selatan Juga Ikut Melonjak
Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah Anda menjadi rusak dan bocor.
Jika mengalami gejala DBD di bawah ini, sebaiknya segera di bawa ke dokter.
Melansir Mayo Clinic, Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue.
Demam berdarah tidak akan menular hanya karena Anda berada di sekitar orang yang terinfeksi.
Sebaliknya, demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk yang umum ditemukan baik di dalam maupun di sekitar penginapan manusia.
Baca Juga: Awas, Jangan Sampai Kena Gigit Nyamuk DBD
Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus tersebut masuk ke dalam nyamuk.
Kemudian, nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang itu dan menyebabkan infeksi.
Biasanya tempat penampungan air akan menjadi sarang utama bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegpty,
Oleh karena itu, cegah DBD dengan menerapkan pencegahan 3M, yakni menguras penampungan air atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Sumber : Kompas.com, Mayo Clinic
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.