JAKARTA, KOMPAS.TV - Keinginan Ketua Umum PBNU yang baru, KH Yahya Cholil Staquf atau kerap disapa Gus Yahya, agar Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke khitahnya dengan tidak berpolitik praktis dinilai rumit.
"Satu hal yang saya kira cukup rumit untuk diformulasikan oleh Gus Yahya," kata Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, dalam pernyataannya secara visual yang diterima Jurnalis KompasTV Agi Kurniasandi, Jumat (24/12/2021).
Menurut Adi, bagaimana mungkin NU dijauhkan dari urusan politik, sementara banyak kader dan pengurusnya pernah atau saat ini menjadi pengurus partai tertentu.
Para kader NU yang menjadi pengurus partai tertentu itulah yang menurut Adi membuat keinginan Gus Yahya menjadi rumit.
Baca Juga: Gus Yahya Resmi Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU
Lagipula, lanjut Adi, NU harus berpolitik. Karena, kematangan pemahaman kebangsaan hanya dimiliki kader-kader terbaik NU.
Terutama mengenai pemahaman kebangsaan yang menarasikan Islam, NKRI, dan Pancasila sama pentingnya.
"Justru berbahaya jika kader NU tidak boleh berpolitik. Yang dikhawatirkan adalah munculnya kader-kader politik yang tidak mengerti," jelas Adi.
Jadi, Adi sangat menyayangkan jika akhirnya NU dan kadernya tidak berpolitik.
Namun begitu, Adi menunggu formulasi Gus Yahya untuk mengembalikan NU ke khitahnya.
Dalam wawancara bersama KompasTV, usai resmi terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya menyatakan keinginannya agar Nahdlatul Ulama kembali ke khitahnya.
Menurutnya khitah yang tidak berpolitik praktis sudah menjadi prinsip yang diputuskan sejak lama di NU.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.