Lebih jauh Wapres menekankan bahwa fenomena yang terjadi di tengah masyarakat juga perlu diperhatikan, salah satunya karena pandemi Covid-19.
Kata Wapres, masyarakat telah terbiasa menerapkan protokol kesehatan, membuat pemilihan makanan juga lebih selektif ke makanan yang sehat, bersih dan higienis.
Perilaku tersebut dapat menjadi peluang minat masyarakat terhadap makanan halal, tidak hanya bagi umat muslim.
“Pengembangan ekosistem makanan halal juga perlu memperhatikan perubahan perilaku konsumen,” tuturnya.
Selain itu, Wapres menilai bidang teknologi juga mempengaruhi masyarakat dalam memilih makanan.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin: Media Sosial Jadi Kontrol Masyarakat Awasi Korupsi
Kemudahan masyarakat dalam mengakses pilihan makanan, pembayaran, dan pengantaran makanan secara daring menjadikan makanan tersebut menjadi preferensi utama dibandingkan makanan lain yang hanya mengandalkan jual beli secara luring.
“Digitalisasi berhasil menyuguhkan aplikasi on-demand yang semakin memanjakan masyarakat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Wapres, akses digital serta pengembangan kompetensi bagi para pelaku usaha harus didukung untuk membantu memperluas jaringan perdagangannya.
“UMKM makanan halal masih membutuhkan dukungan akses dan penguatan kompetensi pelaku usaha agar mampu bersaing secara luas, bahkan hingga ke pasar internasional,” tegasnya.
Hadir pula dalam forum tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno, Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo, CEO Crescent Rating Fazal Bahardeen, Country Manager Mastercard Indonesia Navin Jain, Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Iggi Haruman Achsien, jajaran Direksi dan Sekretariat KNEKS.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.