Pertama, membuat anggaran dan menaatinya. Metode ini penting untuk merencanakan masa depan kita dan belajar bersikap praktis untuk masa kini.
Kedua, untuk mengurangi perasaan bersalah usai kalap belanja, kita bisa meluangkan waktu setidaknya satu hari untuk merenungkan tindakan tersebut.
Gunakan waktu untuk memikirkan hal-hal yang berpotensi besar itu, lalu evaluasi bagaimana perasaan kita setelah beberapa waktu berlalu.
Gunakan waktu itu untuk melakukan beberapa perbandingan harga dan mencari tahu apakah pembelanjaan yang kita lakukan sudah paling baik.
Bukan hanya dari segi harga namun berbagai faktor lainnya, termasuk kebutuhan dan kelayakan. Karena tergiur diskon atau promo menarik, mungkin saja kita melewatkan hal lain yang lebih baik di luar sana.
Baca Juga: Pemerintah Beri Diskon Rp100.000 untuk Belanja Online, Begini Caranya
Ketiga, bersikap lebih bijaksana dalam berbelanja. Gunakan uang tunai. Hindari kartu kredit, paylater atau metode hutang lainnya. Ini demi mengurangi risiko besaran bunga yang harus kita bayar sehingga barang tersebut menjadi lebih mahal dalam jangka panjang.
Terakhir, buat garis besar anggaran untuk pembelian sesuai jenis barangnya. Periksa kembali anggaran tersebut untuk memastikan kita tidak berlebihan dengan pembelian itu.
Pada dasarnya, berbelanja atau menghabiskan uang menjadi suatu kebutuhan atau keinginan, tergantung kita. Selama kita membelanjakan uang sesuai kemampuan tanpa berhutang, tidak ada alasan untuk kecewa atau merasa menyesal melakukannya.
Baca Juga: Ciptakan Rasa Aman Saat Belanja dan Berkendara, Dettol Ajak Kerja Sama Grab dan Alfamart
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.