JAKARTA, KOMPAS.TV - Peristiwa anggota polisi dari Polsek Pulogadung yang malah memarahi korban pencurian di Rawamangun, Jakarta Timur, menjadi sorotan publik.
Karena tindakan anggotanya itulah, Polda Metro Jaya merasa perlu menyampaikan permohonan maaf atas ulah Aipda Rudi Panjaitan tersebut.
Baca Juga: Viral Korban Perampokan Dimarahi Polisi Saat Melapor
Permintaan maaf pihak Polda Metro Jaya disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan.
"Kami menghaturkan maaf atas pelayanan dan perilaku anggota kami yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Zulpan pads Senin (13/12/2021).
Zulpan menuturkan, pihak Polda Metro Jaya tengah menghimpun keterangan anggota sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) dan Reserse Kriminal Polsek Pulogadung.
Selain itu, Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan juga menyampaikan permohonan maaf atas ulah anak buahnya Aipda Rudi Panjaitan.
Baca Juga: Cerita Petugas Dimarahi, Saat Minta Wanita Ini Putar Balik dari Anyer Sempat Mengaku Pergi Melayat
Menurut Kombes Erwin tindakan yang dilakukan Aipda Rudi sungguh tidak pantas. Karenanya, Erwin berjanji akan menegakkan aturan yang berlaku terhadap anggotanya tersebut.
"Hal-hal yang tidak pantas tersebut akan kami telusuri, kami juga sudah menyatakan sudah minta maaf. Kami luruskan, ini kami akan tegakkan aturan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Erwin.
Sebelumnya, seorang wanita bernama Meta Kumala (32) menjadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Jakarta Timur pada Selasa (7/12/2021) malam.
Baca Juga: Sopir Fortuner Berpelat Dinas Polri Ternyata Bohong ke Majikan, Ngaku Ditabrak di Rawamangun
Akibat pencurian yang dialaminya, Meta kehilangan tas yang berisi kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil. Selain itu, uangnya senilai Rp7 juta juga ikut raib.
Pada malam kejadian itu, Meta berinisiatif langsung melaporkan pencurian yang dialaminya tersebut ke Polsek Pulogadung.
Meta menyebutkan bahwa ia kehilangan uang senilai Rp7 juta dan beberapa kartu yang ditaruh di dalam tasnya.
"Saya nyebut lah ada lima (kartu) ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," ujar Meta.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Aipda Rudi, Kapolda Metro Minta Kapolres dan Kapolsek di DKI Perbaiki Pelayanan
"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," ucap Meta menirukan omongan polisi tersebut.
Karena perlakuan polisi itulah, Meta pun merasa kecewa karena dimarahi di saat dirinya sedang kesusahan.
"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah il-feel (hilang feeling) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," kata Meta.
"Caranya menyampaikan enggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?"
Baca Juga: Usai Segel Markas Pemuda Pancasila, Polisi Sita 2 Lahan Belasan Ribu Meter yang Dikuasai FBR
Ketika berada di Polsek Pulogadung, Meta mengaku ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang.
Namun, setelah itu, Aipda Rudi tidak memberitahu kepada Meta ihwal prosedur selanjutnya.
"Saya cuma nulis nama, tanggal lahir, apa saja yang hilang. Udah, selesai. Setelah itu udah, jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ujar Meta.
Meta kemudian disuruh pulang untuk menenangkan diri.
"Dia bilang, 'Sudah, ibu mendingan pulang saja dan tenangin diri'," kata Meta menirukan omongan Rudi.
Baca Juga: Anggota Polsek Pulogadung yang Abaikan Laporan Korban Perampokan Akhirnya Dicopot
"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya enggak ditangani, malah saya diomelin," ujar Meta.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.