Daya tarik dan para penggamar Rhoma menjadi salah satu alasan dia dinilai layak.
Namun, belum sampai ke tahap pendaftaran, Rhoma ditinggalkan di tengah jalan. PKB memilih bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi-Jusuf Kalla.
Rhoma dan para pendukung yang tergabung dalam Riforri (Rhoma Irama For Republik Indonesia) mengancam menarik dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Tapi PKB meminta "Bang Haji" untuk bersikap realistis. "Lebih baik Rhoma Irama saat ini bersikap realistis dan jangan terbawa arus isu yang aneh-aneh," ujar Ketua DPP PKB Marwan Jafar, Minggu 27 April 2014 silam.
Usai gagal jadi capres PKB, suami Ricca Rahim ini mencoba peruntungan dengan mendirikan Partai Idaman. Partai ini kependekan dari Islam Damai Aman, yang didirikan dan dipimpin oleh Rhoma.
Partai Idaman dideklarasikan pada tanggal 14 Oktober 2015 (bertepatan dengan 1 Muharram 1437H) di Tugu Proklamasi, Jakarta dihadiri oleh pengurus DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) Partai Idaman dari 34 provinsi se-Indonesia serta para Habaib dan Ulama.
Pada acara deklarasi Rhoma menyampaikan visi dan misi partai dalam bentuk lima lagu, Kelima lagu itu adalah Bersatulah, Kita adalah Satu, Reformasi, Indonesia, dan Pembaharuan.
Namun sebelum berlaga, Partai Idaman dinyatakan tak lolos ikut pemilu 2019. Rhoma mengaku kehilangan harapan.
Baca Juga: Rhoma Irama Ulang Tahun ke-75, Intip Rumah Sang Raja Dangdut yang Berada di Kawasan Elit
Untuk menampung suara partai, Rhoma memilih bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin Zulkifli Hasan yang kala itu juga sebagai Ketua MPR.
"Saya dan Ketua MPR kami ingin ummat solid untuk menjaga Indonesia. Seperti lagu saya Walaupun berbeda Bahasa, Agama dan Budaya kita tetap satu Indonesia," kata Rhoma Irama sembari melantunkan lirik lagu tersebut. Dia terlihat punya harapan di sana.
Tampaknya, Rhoma selalu berkibar di panggung musik namun kurang beruntung di kancah politik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.