Selain itu, sambung Abdul Muhari, perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
Warga juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.
Terkait dengan perkembangan erupsi Gunung Semeru, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siaga dengan memperhatikan rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). BNPB terus memantau dan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dalam penanganan darurat erupsi.
Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru: 3 Warga Hilang, Jembatan Lintas Malang-Lumajang Putus
Adapun berdasarkan laporan yang diterima BNPB mengenai kronologi aktivitas awan panas, diketahui pada pukul 14.47 WIB, seismograf pemantau PVMBG mulai mendeteksi adanya getaran, meskipun pada saat itu belum ada guguran awan panas.
Pada pukul 14.50 WIB, masyarakat dan penambang di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Candipuro maupun Pronojiwo sudah diminta mengungsi dan tidak lagi beraktivitas di dekat sungai
Pada pukul 15.10 WIB, pos pengamatan Gunung Semeru sudah mengamati adanya guguran awan panas yang meluncur. Namun, masyarakat sudah diungsikan.
Pada pukul 15.30 WIB, tim evakuasi BPBD Kabupaten Lumajang sudah datang ke lokasi di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo untuk membantu evakuasi
“Nah, evakuasi ini sudah berjalan menggunakan alat transportasi yang ada, mobil BPBD dan mobil masyarakat, termasuk mobil relawan. Cukup banyak mobil relawan yang sudah turun ke lapangan. Semuanya sedang membantu proses evakuasi masyarakat yang saat ini masih berlangsung,” paparnya.
BNPB mencatat, pada pukul 16.40 WIB, getaran yang dideteksi seismograf sudah berkurang. “Ini artinya bisa kita artikan, aktivitas gunung pun sudah mulai berkurang,” papar Abdul Muhari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.