Menurut Helldy, potensi bencana tersebut menjadikan persiapan untuk pemerintah setempat dalam menghadapi bahaya.
“Ini menjadi suatu persiapan bagi kami dan mengkroscek, apakah sirene masih menyala atau tidak, kemudian early warning systemnya masih menyala atau tidak, dsb,” tuturnya.
Dengan memeriksa kembali segala perlengkapan dan peralatan, pihaknya juga berkesempatan untuk mengoreksi jika terdapat kesalahan atau kekurangan.
Pihaknya juga banyak belajar dari bencana tsunami yang pernah terjadi di Pandeglang dan Lampung, yang menurutnya saat itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Kita banyak belajar memang, itu karena tidak ada pemberitahuan. Tentunya kalau hal ini ada potensi dari BMKG, ini merupakan masukan bagi kami, selain memang suaca di Kota Cilegon ini sedang hujan.”
Helldy pun mengimbau pada warganya untuk mengantisipasi bencana tersebut dengan tidak mendekati area pantai saat menjelang Natal dan tahun baru.
“Intinya adalah imbauan antisipasi terhadap tsunami ini saja, seperti tidak mendekati pantai pada saat nataru.”
Baca Juga: Waspada! Bukan Cuma Gempa Bumi, Angin Kencang Juga Bisa Munculkan Tsunami
“Sambil kita persiapkan persiapan mitigasi, misalnya evakuasi di mana saja.” imbuhnya.
Dia menambahkan, jumlah warga yang tinggal di pinggir pantai tidak terlalu banyak, karena pantai di wilayah Cilegon sebagian besar merupakan lokasi industri secara keseluruhan.
“Kami dalam waktu 10 hari sudah membentuk satu tim, agar lebih jelas, lebih terkontrol, agar lebih jelas validasinya, termasuk early warning systemnya apakah sudah berjalan,” tegasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.