Tema selanjutnya dipaparkan oleh Arif Satria sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor tentang “Pembangunan Pertanian 4.0”. Arif menjelaskan transformasi modern di sektor pertanian ini harus segera dilakukan agar petani semakin sejahtera. Percepatan transformasi ini pun dapat dilakukan melalui kolaborasi antarberbagai pihak.
Tema berikutnya tentang “Pembangunan ICT Bagi Indonesia 5.0” oleh Marsudi Wahyu Kisworo selaku Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional. Marsudi juga menekankan sikap optimisme untuk menghadapi pembangunan ICT ini melalui kerja sama dan inovasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, pebisnis, masyarakat umum, media.
Terakhir, tema “Pendidikan untuk Indonesia 5.0” yang disampaikan oleh Nizam sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi RI. Di sini, Nizam juga kembali turut berpesan tentang pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan berbagai pihak untuk membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik di era ini.
“Kampus jangan bermimpi untuk membangun industri sendiri, membangun pabrik sendiri. Itu bukanlah bisnis kita. Cukuplah itu dunia industri yang melakukan. Kita cukup support dengan inovasi kita melalui sinergi antara kampus dan industri,” pungkas Nizam.
Pada akhirnya, kolaborasi ini menjadi salah satu kunci utama untuk menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Penyelenggaraan webinar kebangsaan dalam rangka Dies Natalis ke-15 UMN ini merupakan salah satu wujud nyata peran UMN dalam membangun negeri.
Melalui webinar kebangsaan ini, Winarno selaku Ketua Penyelenggara Acara menuturkan, UMN berupaya mengkristalkan mimpi tentang kejayaan Indonesia untuk menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka. Forum ini diharapkan memberikan arah yang jelas mengenai apa yang ingin dicapai oleh bangsa menyambut 100 tahun merdeka.
Adapun visi pada tahun 2045 mendatang, Winarno menyebut pemerintah Indonesia bercita-cita untuk membangun manusia dan Iptek, membangun ekonomi berkelanjutan, melakukan pemerataan pembangunan, serta memantapkan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Menyikapi hal itu, Winarno mengatakan UMN akan terus berbenah dan beradaptasi di dunia yang akan terus berubah ini.
"UMN telah dan akan terus berkontribusi untuk mewujudkan secara khusus pilar pertama, yaitu pembangunan manusia dan penguasaan Iptek. Terutama membentuk manusia muda Indonesia yang berkarakter,” tutup Winarno.
UMN merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Sesuai visi pendirinya, Jakob Oetama, UMN dibangun dengan misi untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan bangsa melalui upaya penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Diresmikan pada 20 November 2006, kini UMN memiliki 14 Program Studi (Prodi), yaitu D-3 Perhotelan, S-1 Informatika, S-1 Teknik Komputer, S-1 Teknik Elektro, S-1 Teknik Fisika, S-1 Sistem Informasi, S-1 Akuntansi, S-1 Manajemen, S-1 Ilmu Komunikasi, S-1 Digital Journalism, S-1 Arsitektur, dan S-1 Film & Animasi.
Selain itu, UMN juga telah membuka program studi pascasarjana yang terdiri dari Magister Manajemen Teknologi dan Magister Ilmu Komunikasi. UMN juga telah berinovasi dengan membuka program studi dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bernama UMN Digital Learning (UDL) di mana mahasiswa bisa berkuliah secara daring penuh dari mana saja.
Hingga saat ini, UMN telah memiliki lulusan lebih dari delapan ribu yang tersebar di seluruh Indonesia maupun di luar negeri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.