Kompas TV nasional politik

Luhut Diminta Tidak Lepas Tangan soal Banyak TKA China di Sektor Tambang

Kompas.tv - 24 November 2021, 10:45 WIB
luhut-diminta-tidak-lepas-tangan-soal-banyak-tka-china-di-sektor-tambang
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi. (Sumber: Pensosbud KBRI Tokyo)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Sektor Tambang Banyak Menyerap TKA China Disebabkan Indonesia Tak Miliki SDM yang Kompeten

Selain soal TKA, ia juga mendesak Pemerintah terus mengevaluasi pelaksanaan program hilirisasi nikel ini. 

Jangan sampai nilai tambah dan efek pengganda dari program ini jauh dari apa yang dijanjikan Pemerintah.

“Hilirisasi nikel ini kan program yang bagus, agar kita tidak mengekspor bahan mentah, tetapi bahan jadi dengan nilai tambah tinggi. Dengan demikian, penerimaan Negara akan meningkat.  Selain itu dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal." 

"Namun, kalau prakteknya yang dihasilkan hanyalah produk nikel setengah jadi dengan nilai tambah rendah dan maraknya TKA berkualifikasi kasar. Tentu ini akan mengecewakan kita. Ini tidak sesuai dengan harapan," ujarnya.

Sebelumnya, SDM asal Indonesia yang kurang terampil membuat TKA yang bekerja di bidang tambang dan proyek smelter disebut semakin banyak.

Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Seperti diketahui, jumlah tenaga TKA di Indonesia, khususnya yang berasal dari China, memang bertambah banyak dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Setelah Dilaporkan Hilang, TKA asal China Ditemukan Tewas Tergantung di Pohon

Adapun industri di Tanah Air yang cukup banyak menyerap TKA asal China adalah proyek tambang dan smelter.

"Sekarang kita tidak mau hanya ekspor raw material, kita mau itu jadi satu kesatuan. Ini kesalahan kita berpuluh-puluh tahun, kita perbaiki. Memang ada kritik awalnya, 'kenapa enggak pakai tenaga Indonesia?' Memang tidak ada," kata Luhut dikutip dari Kompas.com, Minggu (21/11/2021).
 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x