Ia juga menyebut tingkat kematian harian di angka 20 korban jiwa per hari, jauh berkurang dari 2000 orang sehari di masa-masa puncak gelombang dua.
Bahkan, tren positif penurunan kasus Covid-19 di Indonesia ini membuat Zubairi sangat bersyukur.
"Kita amat bersyukur bahwa kondisi (Covid-19) Indonesia amat melandai, kita pernah jadi yang paling banyak di dunia, sekarang turun drastis ke nomor 70 lebih," kata Zubairi.
"Pernah pada bulan Agustus kita dalam sehari kasus meninggal 2048 (orang), sekarang hanya 20, kita patut bersyukur."
Selain itu, melandainya kasus Covid-19 di Indonesia juga memulihkan sejumlah aktivitas yang sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pandemi, seperti sekolah tatap muka hingga ibadah umrah.
Hal ini dapat tercapai melalui langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19, yaitu PPKM, vaksinasi, dan monitor harian.
Meski demikian Zubairi menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada beberapa sektor aktivitas yang mulai dibuka kembali, salah satunya adalah sekolah.
"Di sekolah yang perlu menaati (protokol kesehatan) tidak hanya siswa, tapi juga guru, tenaga administrasi, bahkan supir bis antar jemput," ujarnya.
"Ventilasi, pintu jendela harus terus terbuka, terutama jendela-jendela," katanya.
Baca Juga: Hapus Cuti Bersama untuk Cegah Gelombang Ketiga Covid-19, Menkominfo: Pandemi Belum Hilang
Adapun dirinya menyebut biasanya kenaikan kasus kerap terjadi setelah masa liburan. Oleh karena itu, selama akhir tahun seluruh pihak perlu waspada dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.