JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemprov DKI Jakarta disarankan untuk mengalihkan anggaran proyek sumur resapan air ke program penanganan banjir yang lebih nyata.
Semisal, untuk rehabilitasi saluran air, revitalisasi situ dan waduk hingga merestorasi kawasan pesisir.
Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga menjelaskan sumur resapan air secara keseluruhan tidak mampu mengatasi banjir secara signifikan.
Untuk itu jugalah Nirwono menyarankan agar anggaran pembuatan dialihkan ke program penanganan bajir yang serius.
Baca Juga: Jawab Pertanyaan Netizen, Wagub DKI Jelaskan Cara Kerja Sumur Resapan di Trotoar
Seperti pembenahan sungai untuk menangani banjir kiriman, merevitalisasi situ dan waduk, merehabilitasi saluran air untuk penanganan banjir lokal dan juga menambah ruang terbuka hijau dalam konteks penanganan banjir lokal.
Kemudian anggaran proyek sumur resapan air juga dapat digunakan untuk merestorasi kawasan pesisir dalam konteks menangani banjir rob di kawasan pesisir.
"Hal ini akan jauh bermanfaat daripada membangun sumur resapan air," ujar Nirwono, Sabtu (13/11/2021).
Lebih lanjut Nirwono menilai pembangunan sumur resapan air di jakarta terlihat kurang terencana dengan baik.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Buat Sumur Resapan untuk Antisipasi Banjir, Efektifkah?
Hal ini dapat terlihat dari penempatan sumur resapan di atas trotoar jalan maupun juga di kanal banjir timur (KBT) yang tidak akan banyak membantu mengurangi genangan dan banjir.
Ia juga kembali mengingatkan pembangunan sumur resapan air tidak akan mampu mengatasi masalah banjir di Jakarta secara signifikan.
"Oleh karena itu Pemprov DKI sebaiknya mengalihkan anggaran pembuatan sumur resapan air
untuk penanganan banjir secara serius lagi," ujarnya.
Terkait penempatan sumur resapan yang dinilai kurang terencana dengan baik juga dilontarkan Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak.
Baca Juga: Pengamat: Sumur Resapan Bukan Solusi Banjir Perkotaan
Politikus PDI Perjuangan ini meminta Pemprov DKI Jakarta mengkaji ulang lokasi pembuatan sumur resapan yang tujuannya mencegah banjir.
Gilbert menilai sumur resapan yang dibangun di bahu jalan tidak efektif. Sebab jika terjadi genangan, air tidak akan masuk ke sumur resapan. Pembangunan sumur resapan di bahu jalan hanya berfungsi jika terjadi banjir.
"Kalau airnya sekitar 30 cm, atau genangan belum tentu masuk ke sumur resapan," ujar Gilbert, di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).
Gilbert juga menilai titik pembuatan sumur resapan juga tidak jelas. Hasil pantauannya, ada sumur resapan yang dibangun di lokasi bukan daerah banjir.
Baca Juga: Sumur Resapan Tak Efektif Atasi Banjir, Pengamat Sarankan Bangun Retention Pond
Menurutnya pembuatan sumur resapan di lokasi tersebut tidak akan memberi dampak positif terhadap resapan air dan juga tidak mengurangi banjir di Jakarta.
"Ini bukan pekerjaan mudah tetapi yang menjadi masalah harusnya direncanakan dengan baik,
bagaimana penugasan dan pelaksanaan di lapangan sehingga target tercapai dan masyarakat
diuntungkan," ujar Gilbert.
Lebih lanjut Gilbert menambahkan, dalam catatannya target sumur resapan ini sekitar 40 ribu yang tersebar di sejumlah tempat. Namun hingga saat pembuatan sumur resapan baru sekitar 15 hingga 16 persen.
Baca Juga: Wagub DKI Bantah Pembuatan Sumur Resapan Cuma Buat Penyerapan Anggaran
Untuk itu, Gilbert meminta agar titik pembuatan proyek sumur resapan selanjutnya dapat dikaji ulang agar benar-benar efektif mengurangi banjir di Jakarta.
"Jadi bukan proyeknya berjalan tanpa kejelasan, karena dampak banjir ini yang sengsara masyarakat," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.