“Bung Ganjar Pranowo sebagai kader partai yang lahir dari proses kaderisasi partai dan terlibat langsung dalam kegiatan Badiklat Partai sejak tahun 2000 sangat memahami, bahwa berpartai itu taat pada AD ART Partai,” kata Hasto.
“Kedisiplinan sebagai kader partai itulah yang dimiliki oleh Bung Ganjar,” tambah Hasto.
Selain itu, Hasto menuturkan Ganjar juga memiliki kesadaran historis tentang pentingnya kerja kolektif.
Hal itu dirasakan oleh Ganjar ketika dirinya dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Tengah yang saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent atau petahana.
Baca Juga: Buka Peluang Usung Ganjar Pranowo di Pilpres, Golkar Tak Pede Calonkan Airlangga Hartarto
“Sebab Bung Ganjar tahu betul ketika dicalonkan sebagai gubernur saat itu elektoralnya jauh di bawah incumbent. Hanya karena melalui kerja kolektif, gotong royong, yang menyatu dengan rakyat, Bung Ganjar bisa diperjuangkan sebagai gubernur,” ucap Hasto.
“Kesadaran terhadap aspek historis ini menjadikan Pak Ganjar memahami bahwa urusan capres-cawapres, Kongres Partai telah menyerahkan kepada Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.”
Lantas, dikonfirmasi apakah PDIP tidak khawatir Ganjar Pranowo akan dibajak partai lain. Mengingat dalam sejumlah hasil temuan lembaga survei, Ganjar Pranowo berada dalam tiga besar peluang menang di Pilpres 2024.
“Setiap anggota dan kader partai itu selalu dihadapkan pada ujian, termasuk godaan kekuasaan. Di situlah mentalitas kader, kedisiplinan, loyalitas, dan dedikasi setiap kader akan diuji,” kata Hasto.
“Hasil ujian itulah yang akan menentukan tentang karakter kepemimpinan seseorang, apakah akan hadir sebagai kader yang setia pada garis kebijakan partai atau tergoda pada bujukan kekuasaan.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.