Baca Juga: Benarkah Nyamuk Lebih Suka Gigit Orang dengan Golongan Darah O? Ini Penjelasannya
Golongan darah non-O atau tipe A, B, dan AB memiliki kadar protein pembekuan darah 25 hingga 30 persen lebih tinggi yang dikenal sebagai faktor von Willebrand dan faktor VIII.
Karena hal itu, pemilik golongan darah ini juga memiliki risiko 15 persen lebih besar meninggal akibat penyakit jantung daripada orang-orang dengan golongan darah lain.
Temuan menarik lainnya dari studi BMC Medicine menunjukkan golongan darah non-O (A, B, atau AB) juga memiliki risiko lebih besar terkena kanker lambung.
Hal ini mungkin karena respons peradangan terhadap bakteri H.pylori yang menyebabkan tukak atau luka lambung.
AB adalah golongan darah yang paling tidak umum. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah AB memiliki kemungkinan lebih besar 82 persen mengalami masalah kognitif.
Karena itu, pemilik golongan darah AB dapat mengalami demensia di kemudian hari.
Orang dengan golongan darah A atau B memiliki risiko hingga 21 persen lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah O.
Pemilik golongan darah B positif memiliki peluang tertinggi dapat terkena diabetes tipe 2.
Para peneliti belum mengetahui hubungan golongan darah dengan diabetes. Namun, kemungkinan golongan darah dapat mempengaruhi mikrobioma GI hingga berdampak pada metabolisme glukosa dan peradangan.
Baca Juga: Tanya-Jawab Covid-19 : Benarkah Golongan Darah O Kebal Terhadap Covid-19?
Ada sebagian orang yang mengaitkan golongan darah dengan pola diet. Karena itu, ada keyakinan bahwa seseorang mesti mengonsumsi atau menghindari makanan berdasarkan golongan darahnya.
Namun, tinjauan tahun 2013 di American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahwa diet berdasarkan golongan darah ini benar-benar berhasil.
Sumber : TheHealthy.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.