JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengurus Dewan Pusat Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia Tbk mengatakan, laporan dugaan korupsi pengadaan pesawat pernah disampaikan pada jaman Abraham Samad memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, laporan dugaan korupsi pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia tersebut hingga kini tidak ada kelanjutan dan kejelasannya.
Demikian Ketua Harian DPP Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia Tbk Tomy Tampatty dalam keterangannya, Selasa (9/11/2021).
“Terakhir melapor jaman Abraham Samad (masih menjabat sebagai Ketua KPK -red),” kata Tomy.
Tomy berharap, KPK dengan kepemimpinan Firli Bahuri bisa benar-benar mengungkap dugaan korupsi pengadaan pesawat di PT Garuda Indonesia.
Baca Juga: Serikat Karyawan Garuda Datangi KPK Beri Bukti Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat: Biar KPK Serius
“Kami akan lihat keseriusan KPK, laporan kami dari KPK veteran sampai KPK kantor lama tidak ada tindak lanjut,” ujarnya.
Dalam harapannya, Tomy pun berharap KPK bisa memberikan sanksi berat kepada siapa pun yang terlibat dari dugaan korupsi pengadaan pesawat.
Jika perlu, katanya, sanksi hukum yang diberikan adalah hukuman mati.
“Siapapun yang terlibat dihukum mati,” katanya.
“Saya kira beban hutang sekarang ini akibat pengadaan pesawat kontribusinya terbesar, jelas ada korelasi,” tambahnya.
Lantas dikonfirmasi, apakah laporan ke KPK dilakukan atas koordinasi dengan Mantan Dirut PT Garuda Indonsia, Peter Ghonta. Tomy menyangkal, menurutnya langkah dirinya ke KPK dilakukan atas keinginan serikat pekerja untuk Garuda Indonesia.
“Tidak koordinasi dengan Peter, tapi kami mendukung jika ingin membokar semua gurita korupsi,” ujarnya.
Baca Juga: Anggota DPR Usul Dibentuk Pansus Untuk Atasi Masalah Garuda
Sebagai informasi, selepas dari jabatan sebagai komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha membeberkan berbagai masalah yang terjadi di internal perusahaan penerbangan pelat merah itu kepada publik.
Peter mengaku sudah melaporkan persoalan yang terjadi di maskapai Garuda kepada sejumlah lembaga.
Antara lain yaitu Dirjen Kemenkumham hingga Ketua KPK Firli Bahuri.
Peter Gontha juga bersuara di media sosialnya, soal ke mana larinya uang selisih dari harga sewa pesawat Boeing 777 yang disewa Garuda Indonesia.
Dikutip dari Tribunnews, melalui akun media sosial miliknya, Peter menyebut harga sewa pesawat jenis Boeing 777 di pasar mencapai 750.000 dolar AS atau setara Rp 10,6 miliar per bulan (asumsi kurs Rp14.221 per dolar AS).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.