JAKARTA, KOMPAS.TV - Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sorotan karena disebut-sebut berbisnis tes PCR.
Purnawirawan jenderal itu berbisnis PCR melalui PT Genomik Solidaritas Indonesia atau PT GSI, yang juga tengah menjadi sorotan publik.
Baca Juga: Jokowi Mania: PT GSI Sudah 7 Kali Ubah Akta untuk Samarkan Bisnis PCR
Di PT GSI, Luhut diketahui memiliki saham secara tak langsung melalui dua perusahaan tambang yang terafiliasi dengannya, yakni PT Toba Sejahtera dan PT Toba Bumi Energi.
PT GSI merupakan perusahaan baru. Perusahaan itu didirikan tak lama setelah pandemi Covid-19 menerjang Indonesia pada 2020.
Sejumlah pengusaha besar lantas patungan untuk membentuk perusahan bernama PT GSI tersebut.
Selain Luhut, ada nama lain yang juga menjabat sebagai menteri turut disebut berbisnis soal tes PCR. Ia adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca Juga: Sorotan Berita: Bisnis PCR Luhut, Kemenhub Soal Bandara Halim, Polisi Interogasi Sopir Vanessa Angel
Erick Thohir namanya juga dikaitkan dalam kepemilikan saham di PT GSI. Sebab, ada Yayasan Adaro yang ternyata menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan itu.
Adapun Adaro merupakan perusahaan raksasa tambang batubara milik Garibaldi Thohir yang tak lain merupakan kakak Erick Thohir.
Selain Toba Sejahtera dan Adaro, pemegang saham lainnya adalah Grup Indika milik Arsjad Rasjid yang kini menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) periode 2021-2026.
Dilansir dari Kompas.com, PT GSI diketahui menjalankan bisnis utama dengan menyediakan tes PCR dan swab antigen.
Baca Juga: Erick Thohir dan Luhut Binsar Pandjaitan Dilaporkan ke KPK Soal Dugaan Bisnis PCR
Sebagai pemain besar, PT GSI bahkan bisa melakukan tes PCR sebanyak 5.000 tes per hari.
Perusahaan tersebut juga memiliki laboratorium yang terbilang sangat modern. Perusahaan ini membuka laboratorium tes PCR berstandar Biosafety Level (BSL) 2+.
Laboratorium GSI Lab ini dirancang untuk dapat memberikan pelayanan tes PCR yang tidak hanya berskala masif, tetapi juga memberikan hasil tes yang lebih cepat.
PT GSI membuka jasa layanan PCR dan antigen di lokasi laboratoriumnya yang terletak di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Luhut Tegaskan Tidak Pernah Ambil Untung dari Bisnis PCR GSI, Justru Beri Bantuan
Selain itu, PT GSI juga menawarkan layanan datang ke rumah atau kantor (home service) untuk perusahaan maupun konsumen perorangan.
Hasil tes PCR yanh dilakukan melalui PT GSI bahkan bisa keluar lebih cepat, yaitu di hari yang sama atau kurang dari 24 jam.
Tak hanya itu, PT GSI juga bisa menerbitkan hasil tes PCR dalam waktu 12 jam.
Adapun mengenai jam operasional GSI Lab berlangsung tiap hari atau tanpa libur. Dari Senin sampai Minggu, lab PT GSI buka dengan jam operasional dari pukul 08.00 - 21.00 WIB.
Baca Juga: Luhut dan Erick Thohir Dilaporkan Terlibat Bisnis Tes PCR, Ketua KPK: Kami Tidak Pandang Bulu
Masih menurut laman resmi GSI Lab, perusahaan ini mengklaim sudah memiliki lebih dari 1.000 klien dari berbagai perusahaan.
Terkait namanya disebut-sebut terlibat praktik bisnis PCR, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengaku tidak pernah meraup keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT GSI.
Melalui Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi, Luhut mengklaim tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis tes PCR tersebut.
"Sampai saat ini, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham," kata Jodi.
Baca Juga: Erick Thohir Dilaporkan ke KPK terkait Bisnis PCR, Begini Tanggapan Stafsus Menteri BUMN
Jodi menjelaskan di PT GSI bosnya, Luhut Pandjaitan hanya memiliki saham kurang dari 10 persen di Toba Bumi Energi, anak perusahaan Toba Bara Sejahtera yang ikut menggenggam saham di PT GSI.
Jodi menyebut, terdapat 9 pemegang saham yang berinvestasi di PT GSI. Karena bukan mayoritas pemegang saham, kata Jodi, Luhut tak memiliki kontrol penuh di PT GSI.
"Jadi, Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," kata Jodi.
Lebih lanjut, Jodi menjelaskan alasan perusahaan Luhut ikut patungan untuk membentuk PT GSI. Hal itu karena semata dilakukan untuk tujuan sosial, bukan mengejar keuntungan bisnis.
Baca Juga: Jokowi Wajib Dorong Penegak Hukum Investigasi Bisnis PCR yang Diduga Libatkan Menterinya
"Jadi tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtera di GSI," ucap Jodi.
Sebaliknya, Jodi mengatakan Luhut justru memiliki banyak sumbangsih melalui PT GSI dalam memberikan tes swab gratis untuk membantu pemerintah.
Jodi bilang, pada masa-masa awal pandemi tahun 2020, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat.
"Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan," kata Jodi.
Baca Juga: KPK Bakal Verifikasi Laporan soal LBP dan Erick Thohir Terlibat Bisnis PCR
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.