"Siapa pun itu di seluruh dunia di samping profesionalitas, hubungan informal menjadi satu faktor yang tidak bisa diabaikan," kata Emrus, Rabu (3/11/2021), sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com.
Emrus memang tak menyebut secara rinci soal hubungan informal yang dimaksud terhadap Andika dan Jokowi.
Adapun Andika diketahui pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres pada awal-awal Presiden Jokowi menjabat di periode pertamanya.
Tak hanya itu, Andika juga menikahi Diah Erwiany, anak perempuan dari mantan Kepala Badam Intelijen Negara, Jenderal (Purn) A. M Hendropriyono.
Bahkan, spekulasi soal Andika jadi Panglima TNI sudah muncul ketika Hendropriyono menyambangi Istana Negara pada 7 Mei 2021 lalu, meskipun pihak Istana menyebut kedatangan tersebut merupakan bentuk silaturahmi.
"Tidak boleh dinafikkan hubungan relasi personal itu juga salah satu faktor yang memperkuat suatu keputusan terutama di dalam pengangkatan seseorang. Itu kenyataan," katanya.
"Sederhana saja. Bukankah kita lebih memilih orang yang lebih dekat dengan kita, tetapi tidak mengabaikan kapabilitas? Karena dibutuhkan loyalitas. Sekalipun profesional dan kapabel tapi tidak loyal, kan begitu. Loyalitas itu kan terlihat dari hubungan relasi informal, dan itu variabel utama dalam suatu pengangkatan jabatan publik," kata Emrus.
Baca Juga: Sosok KSAD Ideal Pengganti Jendral TNI Andika Perkasa Menurut Pengamat Militer, Termasuk Wamenhan
Andika Perkasa lahir di Bandung, 21 Desember 1964. Dia merupakan jebolan Akademi Militer (Akmil) 1987. Setelah lulus dari Akmil, Andika langsung bergabung dengan jajaran korps baret merah, Kopassus.
Kariernya dimulai sebagai komandan peleton hingga berangsur-angsur naik menjadi Dansub Tim 2 Detasemen 81 Kopassus (1991), Den 81 Kopassus (1995), Danden-621 Yon 52 Grup 2 Kopassus (1997), Pama Kopassus (1998), dan Pamen Kopassus (1998).
Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus. Kembali bertugas dalam waktu singkat, ia kemudian dimutasi menjadi Kepala Seksi Korem 051/WKT Dam Jaya.
Belum genap setahun, ia dimutasi dan menjabat sebagai Pabandya A-33 Direktorat A Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Selama bertugas, Andika banyak menghabiskan waktunya untuk pendidikan. Dalam kurun waktu 2003 hingga 2011, lulusan S-1 sarjana ekonomi dalam negeri itu berada di Washington DC, Amerika Serikat, untuk memperoleh pendidikan militer.
Karier Andika makin moncer sejak Jokowi dan Jusuf Kalla resmi dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Hanya dua hari setelah Jokowi-JK dilantik, Andika ditunjuk sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Pangkatnya naik menjadi mayor jenderal. Dua tahun ia mengawal Presiden Jokowi, pada 2016 Andika diangkat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII Tanjungpura.
Jabatan itu ia emban selama lebih kurang dua tahun. Pada 2018, dia diangkat sebagai Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad).
Pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal. Tak menunggu waktu lama, Andika kemudian dipercaya menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Ia menggantikan Letjen Eddy Rahmayadi yang mundur untuk maju pada pemilihan gubernur Sumatera Utara.
Berikutnya, menantu mantan Kepala BIN Hendropriyono ini dilantik Jokowi sebagai KSAD. Ia dilantik lewat keputusan Presiden Nomor 97/TNI Tahun 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan KSAD yang ditetapkan pada 22 November 2018.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.