JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo melalui surat presiden (surpres) menunjuk Jenderal Andika Perkasa sebagai calon pengganti Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto.
Nama Andika Perkasa dinilai tidak akan menemui kendala dalam fit and proper test untuk menjadi Panglima TNI.
Sebab sejauh ini, Jenderal Andika memiliki reputasi bagus dan kinerjanya dianggap juga cukup baik.
Demikian Anggota Komis I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin dalam keterangannya di KOMPAS TV.
“InsyaAllah minggu depan kita akan laksanakan fit and proper test dan kemudian hasilnya dikembalikan ke Pimpinan DPR, dari Pimpinan DPR itu nanti akan dikembalikan ke Presiden,” kata TB Hasanuddin.
Meski meyakini Jenderal Andika Perkasa tidak akan menemui kendala untuk bisa menjabat sebagai Panglima TNI.
Baca Juga: Puan Maharani Umumkan Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI
TB Hasanuddin menuturkan dalam fit and proper test, seluruh fraksi di Komisi I DPR akan tetap mendalami dengan bertanya kepada Jenderal Andika Perkasa untuk sejumlah hal.
Antara lain adalah soal tantangan ke depan terkait adanya perang siber.
Kemudian, lanjut TB Hasanuddin, juga akan ditanyakan juga kepada Jenderal Andika Perkasa soal melanjutkan pembentukan atau pembangunan alutsista TNI.
“Misalnya, tentang tantangan ke depan misalnya perang siber. Yang kedua soal melanjutkan pembentukan atau pembangunan alutsista TNI. Ketiga soal peningkatan disiplin, yang keempat meningkatkan kemampuan professional prajurit,” ujarnya.
“Kemudian juga kemampuan untuk di dalamnya menjaga tetap bahwa TNI itu menjadi prajurit nasional, prajurit yang tidak berbisnis dan prajurit yang tidak berpolitik praktis. Dan tentu juga di dalamnya harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan prajuritnya.”
Menyinggung soal terpilihnya Jenderal Andika Perkasa dari matra AD, bukan Laksamana TNI Yurgo Margono dari AL yang dipilih Presiden Jokowi.
Baca Juga: Mengapa Jokowi Pilih Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI?
TB Hasanuddin menuturkan syarat untuk Panglima TNI adalah harus perwira aktif, pernah atau sedang menjadi kepala staf, dan diputuskan oleh Presiden.
“Jadi menurut hemat kami, kami akan tetap loyal pada putusan presiden karena itu merupakan hak prerogatif presiden,” ucap TB Hasanuddin.
“Bahwa ada pertanyaan-pertanyaan untuk perbaikan kinerja ke depan i saya kira itu merupakan hal lumrah dan biasa ya,” tambah TB Hasanuddin.
Lantas dikonfirmasi tentang rentang waktu Jenderal Andika menjabat hanya 13 bulan jika ditetapkan sebagai Panglima TNI.
TB Hasanuddin menilai hal tersebut bukanlah kendala untuk melakukan upaya-upaya terbaik di lingkungan TNI.
Sinyal terpilihnya Jenderal Andika Perkasa sebagai calon pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto sudah ditunjukkan dalam sejumlah peristiwa.
Baca Juga: Profil Jenderal Andika Perkasa, Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi
Antara lain, Mensesneg Pratikno pernah datang menyambangi langsung Jenderal Andika Perkasa di Mabes Angkatan Darat pada Oktober 2021.
Kedatangan Pratikno di tengah isu pergantian Panglima TNI pun disorot sebagai tanda bahwa Andika lah yang akan dipilih Jokowi.
Sinyal terpilihnya Jenderal Andika sebagai calon Panglima TNI kemudian menguat ketika peringatan HUT TNI dan saat Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan kerja ke Roma Italia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.