Sedangkan fasilitas kesehatan yang menggunakan mesin sendiri, harga reagen di pasaran hanya Rp 13 ribu.
“Kalau fasilitas kesehatan tidak membeli dari importir dijual sekitar Rp13 ribu per reagen. Kedua, kalau diikat oleh para importir itu, fasilitas kesehatan membeli seharga 60 ribu per reagen,” tegasnya.
Dia menambahkan, alat tes PCR produksi Tiongkok tersebut hanya menggunakan sekali ekstraksi, dan hal itu cukup mengkhawatirkan.
“Yang sangat kami khawatirkan, artinya jangan-jangan ada false positif dalam PCR ini.”
Baca Juga: Sikapi PCR Tak Diperlukan Sebelum Naik Pesawat, Ketua Fraksi PAN: Lakukan Kajian Dulu
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, ada dugaan bahwa pandemi ini bukan musibah tapi berkah untuk mencari cuan besar dan cepat di dalam PCR.
“Karena kenapa, seperti yang dijelaskan dalam artikel, kalau kita breakdown satu PCR itu rata-rata nggak sampai Rp200 ribu bahkan kalau alatnya dari China, nggak nyampai Rp100 ribu untuk modal PCR.”
Diketahui, pemerintah telah beberapa kali menurunkan HET tarif tes PCR. Pada Senin, 5 Oktober 2021 pemerintah melalui surat edaran Menteri Kesehatan, menetapkan harga tertinggi tarif tes PCR sebesar Rp900 ribu.
Dilansir Sonora.id, pada 3 Oktober 2020, sebelum ditetapkan batas tarif, harga swab test mandiri bisa berpuluh-puluh kali lipat jika dibandingkan harga rapid test.
Umumnya berkisar antara Rp1,5 juta sampai dengan Rp4 juta, tergantung waktu tunggu hasil tes yang didapatkan.
Baca Juga: Anggota Komisi V DPR Minta Presiden Jokowi Perintahkan Pembongkaran Mafia Tes PCR
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.